LAPORAN : JONH/ PURNA – KABANJAHE
Senjata makan tuan. Kata pepatah inilah yang pantas ditujukan kepada Abadi Sembiring Meliala (30) warga Jalan Katepul, Kabanjahe. Dimana, Abadi Sembiring harus cepat menghadap sang kuasa usai terjadi selisih paham disebuah warung tuak dengan pelaku, Satno Ginting (32) warga Jalan Sekata Simpang Enam, Kabanjahe yang akhirnya menyerahkan diri guna mempertanggung jawabkan perbuatannya, Sabtu (21/7) sekira jam 11.00 wib.
Terjadinya peristiwa senjata makan tuan itu yang berhasil dihimpun kru Koran ini dari sejumlah warga sekitar menyebutkan, sebelumnya antara korban dan pelaku bertemu disalah satu warung tuak seputaran Jalan Katepul. Tanpa di ketahui, Abadi Sembring warga Jalan Katepul menepuk bahu Satno Ginting sehingga terjadi berdebatan adu mulut, Kamis (19/7) sekira jam 22.30 wib.
Pertengkaran singkat itu pun masih dapat dilerai para pengunjung warung yang sedang menikmati tuak minuman tradisional tersebut. Namun, secara tiba tiba sembari menenteng sebilah pisau, Abadi Sembiring (korban) kembali mendatangi meja Satno Ginting yang saat itu hanya duduk berdua dengan anak pamannya, Boyan Kaban. Korban yang menenteng pisau menghardik pelaku dengan suara lantang “Jangan banyak kali cerita kalian disini” sambil menikamkan pisau ke atas meja serta membalikkan meja tersebut yang langsung disambut pelaku dengan memukul korban.
Usai berdebat di warung tuak, lanjut warga, pelaku langsung pulang kerumahnya dan meninggalkan korban. Selang 20 Menit kemudian, korban mendatangi rumah pelaku dengan menenteng dua kelewang panjang. Tiba di rumah pelaku, korban memangil pelaku agar keluar dari dalam rumahnya. Saat keluar dari kediaman yang hanya berjarak pagar rumah terbuat dari bambu kembali terjadi pertikaian adu mulut.
Lusin Ginting alias bapak Charles (66) selaku orang tua pelaku yang mendengar adanya suara ribut-ribut keluar dari rumah dan melerai keduanya. “Enggo me ajang kena e, lalit ertina rubati. Adi lit persoalen pagi sidungi, enggo mbages berngi e, (Udahlah ngapain kalian ini, gak ada artinya ribut. Kalau ada masalah besok selesaikan, udah larut mala mini,” ucap Lusin namun tak dihiraukan korban saat itu.
“Kutebak nge anak e, tinju na ndai aku (Kutikamnya dia, ditumbuknya tadi aku),” kata korban ditirukan bapak pelaku dan korban tetap menghunuskan kelewang kearah pelaku hingga mengenai dada pelaku sebelah kanan.
Melihat kebringasan korban yang dipengaruhi minuman tuak, pelaku lantas mencabut tiang jemuran dari halaman rumah terbuat dari bambu serta mengayunkannya kearah korban yang membuat seketika itu korban terjatuh. Kesempatan itu pun dimanfaatkan pelaku memungut kelewang korban yang sudah lepas dari genggaman.
“Kuambil kelewangnya trus kutusukkan ke perutnya,” ujar Satno Ginting saat ditemui kru koran ini di Mapolres Karo.
Sementara, Boyan Kaban (37) warga Kampung Baru, Kelurahan Padang Mas, Kabanjahe ketika di temui wartawan, Sabtu (21/7) sekira jam 13.05 wib di Kabanjahe mengatakan, pelaku yang merupakan adik sepupu kandungnya itu selama ini merantau ke Surabaya bekerja dibidang kontruksi jasa dan baru 10 hari lalu pulang ke Kabanjahe bersama istri dan anaknya. “Padahal adik saya baru sepuluh hari disini, selama ini dia di Surabaya makanya kami berkumpul dan menyempatkan waktu minum tuak bersama,” ucapnya.