Kondisi ibu kota yang saat ini sedang dilanda banjir memunculkan berbagai spekulasi mengenai reputasi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Direktur Eksekutif Nurjaman Center For Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, mengatakan inilah saatnya Jokowi membuktikan kapasitasnya sebagai pejuang dan abdi rakyat.
“Gaya kepemimpinan Jokowi yang rajin blusukan memang bagus, seolah-olah ia menyerap aspirasi langsung dari rakyat. Namun, dalam situasi seperti ini harusnya Jokowi membuktikan bahwa blusukan yang ia lakukan itu ada hasil yang konkret”.
Jajat lanjut mengingatkan bahwa dalam kampanyenya Jokowi pernah mengatakan akan menyelesaikan permasalahan di Jakarta, salah satunya banjir. Namun, ketika Jakarta dilanda banjir, Jokowi justru berkilah bahwa permasalahan tersebut bukan hanya masalah Pemprov DKI saja.
Sementara itu, Data BPBD DKI Jakarta, November 2013 menyebutkan, jumlah titik genangan di Jakarta malah bertambah dari tahun sebelumnya. Jika sebelumnya sebanyak 25 titik, saat ini bertambah menjadi 34 titik. Sementara itu, dari 42 waduk yang ada di wilayah DKI Jakarta baru enam waduk yang dibenahi.
Dari berbagai permasalahan yang ada di Jakarta, rasanya aneh jika saat ini Jokowi yang terkenal dengan julukan pemimpin pro rakyat harus meninggalkan Jakarta dan mencalonkan diri sebagai capres. Jika memang demikian, apa bedanya Jokowi dengan para capres lain yang pandai mengumbar janji manis demi sebuah jabatan.
“Terbukti sudah, ini bukanlah waktu yang tepat untuk menggadang Jokowi sebagai Capres. Rakyat Indonesia harus memberi Jokowi waktu untuk membuktikan diri, agar kita bisa melihat Jokowi itu benar-benar pemimpin atau hanya pintar pencitraan. Intinya, sebelum Jakarta beres jangan berpikir tentang nyapres”, tegas Jajat. (Rel)