BD dan Polisi ‘Main Mata’, Narkoba Subur di Tanah Karo

banner 468x60

KABANJAHE-SUMBER

Upaya meminimalisir peredaran narkoba yang dilakukan berbagai komunitas dan instansi di Kabupaten Karo tampaknya hanya akan sia-sia. Bagaimana tidak, pelaku-pelaku sabu di Kabupaten Karo terkesan dilakukan pembiaran oleh pihak kepolisian setempat sehingga peredaran sabu di Karo layaknya penjualan kacang goreng.

banner 336x280

SABUBahkan, beberapa informasi yang beredar di kalangan masyarakat Karo, kerja sama antara pengedar ataupun bandar dengan pihak Satuan Narkoba Polres Karo, sepertinya tidak akan bisa diputus sehingga penindakan hukum terhadap penyalur dan pengedar narkoba tersebut tidak efektif.

Beberapa program Nasional di dalam tubuh Polri diantaranya pemberantasan peredaran narkoba baik jaringan Bandar Internasional antar negara hingga ke daerah-daerah seharusnya diberi sanksi hukum yang tegas dan tidak boleh ditolerir. Namun, hal tersebut tampak bertolak belakang.

Salah seorang sumber yang memohon agar identitasnya dirahasiakan kepada Wartawan, Selasa (9/9) di Kabanjahe menyebut, adanya indikasi ‘skenario’ antara bandar narkoba dengan Sat Narkoba Polres Karo ditandai dengan minimnya penangkapan terhadap pelaku narkoba khususnya di Kabanjahe belakangan ini.

“Kota Kabanjahe salah satu tempat peredaran narkoba khususnya sabu paling besar di Tanah Karo ini. Kita sama-sama tahu, aparat kepolisian dari Sat Narkoba Polres Karo cukup jarang menangkap pelaku sabu di Kabanjahe ini. Kalaupun ada yang ditangkap paling dari kampung-kampung,” ujar sumber yang mengaku sempat berkecimpung di dunia hitam narkoba.

Katanya, polisi memang sudah sering menangkap pengedar sabu di seluruh Kabupaten Karo, ya sudah barang tentu polisi pasti tahu siapa dalang ataupun bandar besar peredaran sabu-sabu di wilayah Bumi Turang ini. “Pengedarnya saja tahu, mana mungkin mereka nggak tahu siapa bandarnya. Mereka kan mengintrogasi pengedar yang ditangkap itu sampai ke akar-akarnya,” bebernya.

Disebutkan sumber, sedikit banyaknya ia mengetahui seluk beluk peredaran narkoba di Tanah Karo. Ia menyebut, salah seorang warga sipil berinisial ES warga Kabanjahe merupakan salah satu bandar besar narkoba di Tanah Karo yang mampu meraup penghasilan ratusan juta rupiah per harinya melalui peredaran sabu itu.

“Siapa yang tidak kenal sama ES. Orang Kabanjahe juga dia. Orang lama juga itu di narkoba ini. Dia itu punya banyak kaki, anak main lah istilahnya. Anak mainnya ini sudah lihai semua. Itulah orang-orang kepercayaannya yang setiap hari bekerja untuk ES. Kurasa mereka belanja bahan (sabu) ke Medan,” ungkapnya.

Adanya uang pelicin dengan istilah uang Mil, kata sumber, diduga diterima aparat Sat Narkoba Polres Karo guna kelancaran transaksi sabu-sabu. “Kalau nggak terima Mil pastilah bandarnya langsung ditangkap oleh Sat Narkoba Polres Karo,” sebutnya.

Data yang dihimpun wartawan, saat Kapolres Karo sebelumnya dijabat AKBP Marcelino Sampouw, beliau pernah memimpin penggerebekan ke kediaman salah satu gembong narkoba di Desa Lau Pinggan, Kelurahan Gung Negeri, Kecamatan Kabanjahe. Namun sayang, solidnya jaringan pelaku narkoba tersebut, besar kemungkinan rahasia penggerebekan terlebih dahulu bocor, dan gembong narkoba dapat meloloskan diri.

Upaya Wartawan guna melakukan konfirmasi terhadap Kasat Narkoba Polres Tanah Karo, AKP Syarifuddin Lubis tidak berhasil. Saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/9) siang, Syarifuddin tidak berada di tempat. Salah seorang anggota kepolisian Sat Narkoba Polres Karo sempat bertanya maksud dan tujuan kedatangan Wartawan.

“Bapak lagi keluar, ada tugas dia dek. Ada keperluan apa kira-kira?,” tanya seorang anggota kepolisian saat itu.

Usai menjelaskan maksud dan tujuan guna melakukan konfirmasi dan meminta data penangkapan kasus narkoba oleh Sat Narkoba Polres Karo sejak bulan Januari hingga bulan Agustus 2014, polisi tersebut sontak kaget. “Wahh, kalau itu sudah pertanyaan tingkat tinggi lah dek. Besok sajalah tanyakan itu sama pak Kasat. Kami nggak berwenang ngasi data itu, nanti kami kena marah,” ujarnya.

Upaya Wartawan tidak terhenti sampai disitu. Kru sempat melayangkan permintaan dan niat konfirmasi kepada Kasat Narkoba, AKP Syarifuddin Lubis melalui selulernya, Selasa (9/9) sekira pukul 12.13 WIB. Sayang Syarifuddin tidak melayangkan balasan.

Upaya selanjutnya diteruskan Wartawan kepada Kapolres Tanah Karo, AKBP Albert Teddy Benhard Sianipar, Sik, MH dengan melayangkan konfirmasi melalui pesan singkat selulernya, Selasa (9/9) sekira pukul 14.53 WIB, namun lagi-lagi tidak mendapatkan balasan.

Selang beberapa saat, nada panggilan masuk ke telepon seluler milik wartawan. “Pardi, lagi sibuk tadi pak Kasat makanya SMS kam nggak dibalasnya. Kam pun langsung kam SMS pak Kapolres, udah dimarah-marahi pak Kapolres pak Kasat. Besoklah kita jumpa ya, besok kami kasi data itu,” ujar seseorang lewat seberang telepon yang mengaku bernama Dokan Munte.

Sementara, di lokasi terpisah ada hal yang unik atas penemuan bong sabu-sabu saat melakukan olah TKP pasca raibnya baterai truck Colt Diesel milik BNPB Rabu (10/9) sekira pukul 08.15 WIB diparkirkan komplek Kantor DPRD Karo, Jalan Veteran Kabanjahe.

Pihak kepolisian yang melakukan olah TKP menemukan 1 buah botol AQUA yang sudah dijadikan bong yang diduga digunakan sebagai alat penyedot sabu di dalam mobil BNPB tepatnya di belakang bangku supir.

Amatan SUMBER (sumutberita-red), di lokasi dapur umum posko utama itu setiap harinya dijadikan lokasi memasak oleh seluruh satgas penanganan erupsi Sinabung. Di lokasi itu juga truk yang kehilangan dua buah batrei dan ditemukannya bong sabu tersebut.

Menanggapi itu, Dandim 0205/TK, Letkol Inf. Asep Sukarna selaku Ketua Satgas penanggulangan bencana erupsi Sinabung kepada wartawan melalui telepon selulernya mengatakan, mobil tersebut setiap harinya tidak dikunci, bahkan sampai malam hari. “Orang sipil banyak yang main-main disitu. Kasus ini sedang kita dalami, jangan sampai salah menyimpulkan. Mobil itu milik BNPB. Nanti pasti ketahuan siapa pelakunya,” ucap Dandim. (SB 08)

 

banner 336x280