Indonesia Bakal Dilanda Ekspektasi Inflasi 

banner 468x60
MEDAN-SUMBER
Kekeringan yang melanda di sebagian wilayah Indonesia mengakibatkan munculnya kekhawatiran terhadap ekspektasi inflasi di bulan september tahun ini. namun berbeda dengan wilayah Sumatera Utara yang justru sering diguyur hujan. Hal ini tentunya akan membuat hitung-hitungan inflasi di SUMUT akan berbeda dengan data inflasi nasional maupun sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan tersebut.Demikian dikatakan Pengamat Ekonomi Sumut/IAIN SU/LP3I Medan & Analis Ekonomi di salah satu sekuritas BUMN di Kota Medan, Gunawan Benjamin kepada Sumut Berita, kemarin.
sekuritas001“Berdasarkan hasil pantauan di lapangan sejumlah harga komoditas holtikultura masih bertahan tinggi. Salah satunya adalah komoditas cabai. hal ini tentunya sangat berpotensi mengakibatkan penimgkatan laju tekanan inflasi selain inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga Gas 12 Kg sebelumnya,” terangnya.
Dia menjelaskan berdasarkan historis data, november kerap terjadi deflasi. Saya menilai sebelumnya hal ini sangat mungkin, namun untuk tahun ini saya memperkiakan laju tekanan inflasi tetap berpeluang terjadi. Ada anomali cuaca bukan hanya di SUMUT namun juga di wilayah lain. Selain itu ada juga dampak buruk dari kenaikan harga Gas 12 KG.
“Saya menilai kenaikan harga gas LPG 12 Kg tersebut besaran kontribusi inflasinya cukup kecil. Namun dengan dampak yang lebih luas seperti kemungkinan kenaikan harga lain yang bisa mengakibatkan inflasi, saya mentotal besaran kontribusinya bisa mencapai 0.15% terhadap inflasi,” tegasnya.
Dia mengungkapkan daya beli masyarakat saya perkirakan akan terus menurun sehingga kontribusi konsumsi yang masih menjadi dominasi pembentukan PDRB menurun kualitasnya. Hal ini akan diperburuk dengan kemungkinan kenaikan harga BBM di dalam negeri bila pemerintah benar-benar merealisasikan kenaikan harga BBM menjelang akhir tahun ini.
“Secara keseluruhan momentum kenaikan harga BBM menjelang akhir tahun ini cukup potensial mengingat laju tekanan inflasi yang dihasilkan masih terbilang rendah. Berbeda dengan menaikkan harga BBM di bulan desember atau kuartal I tahun mendatang. Dampaknya akan lebih besar terhadap laju tekanan inflasi,” ungkapnya.
Selain itu, inflasi yang diakibatkan oleh pelemahan mata uang Rupiah terhadap US Dolar yang sempat dikisaran 12.000 per US Dolar dipekirakan tidak akan memberi beban inflasi yang sangat besar. hal ini dikarenakan perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun ini menjadi penyeimbang dan menekan laju inflasi yang diakibatkan oleh harga barang impor.
“Secara keseluruhan saya optimis inflasi di Sumut masih mampu dikendalikan dengan besarannya di bawah 0.3%. saya optimis laju tekanan inflasi di Sumut realisasinya masih akan lebih baik dibandingkan dengan realisasi laju tekanan inflasi secara nasional,” tambahnya.   (SB 06)
banner 336x280