MEDAN – SUMBER
Mengalami pendarahan di kepala, Gideon Sinaga (57), korban pengroyokan yang terjadi di jalan Selamat Ketaren, Desa Medan Estate, Kecamatan Medan Tembung, akhirnya tewas setelah sepekan mendapat perawatan di rawat di rumah sakit Pirngadi Medan, Senin (28/9).
Informasi dihimpun wartawan menyebutkan, motif kematian bapak 3 anak yang menjadi korban penggeroyokan diduga akibat diteriaki penjahat oleh istri S Sinaga, pria yang dituding korban telah mengambil dompet miliknya.
“Dari hasil scaning menyebutkan kalau dibagian kepalanya suamiku yang paling parah karena mengalami pendarahan akibat dari pengeroyokan itu,” tutur istri korban, Tiambun br Pangabean, Selasa (29/9) siang.
Diceritakan sang istri, Tiambun kejadian pengeroyokan hingga menghabiskan nyawa suaminya itu terjadi pada Senin (22/9). Saat sebelum kejadian, korban yang berada dirumah diajak temannya bemarga Nainggolan, untuk menyebar undangan pesta penikahan anaknya.
Korban yang saat itu sedang tidak ada kegiatan mau membantunya. Namun, setelah beberapa undangan tersebar, korban dan rekannya yang keluar rumah menaiki kretanya itu memilih beristirahat di sebuah warung tuak di Jalan RS Haji/Veteran, Kecamatan Percut Seituan.
Sembari merebahkan badan, tanpa disengaja keduanya tertidur pulas hingga hari pun gelap ditempat itu. Sadar karena hari sudah malam, keduanya pun memilih melanjutkan perjalannya esok hari dan mereka memilik berpisah. Saat itu pun korban langsung pulang kerumah.
Korban yang tiba dirumah, saat itu langsung mandi dan setelah itu sempat makan malam. Naas saat baru ingin melanjutkan istirahatnya korban tersadar bila dompet miliknya sudah tak ada dikantong celananya. Sontak mengetahui hal itu, lantas korban langsung bergerak seorang diri kembali ke warung tuak tempat dia beristirahat tadi.
“Pemilik warung ada melihat, katanya kalau sesudah dia (korban), ada cowok berinisial S marga Sinaga itu duduk disitu. Ditambah sebelum suami saya tiba, pria itu pun baru aja bergerak karena dijemput istrinya,” ucap Tiambun, yang mendapat keterangan dari suaminya sewaktu dirawat dirumah sakit.
Dilanjutnya, Mendapat keterangan dari pemilik warung tua itu, korban pun langsung mengejar S Sinaga yang merupakan supir angkotan kota (angkot) terayek 121 yang diketahui korban juga dari pemilik warung warga Jalan Selamat Ketaren, lokasi yang tak jauh dari situ.
Dari situ, korban pun langsung mengejarnya. Dan ditengah perjalanan korban yang melihat angkot 121 langsung menghadangnya angkot tersebut dan menyuruhnya untuk berhenti. Saat berhenti korban memaksa untuk membuka pintu angkot tersebut, sepontan dari angkot yang ditumpangi seorang wanita, mendapat teriakan yang menyuarai korban.
Tak lama dari situ, warga yang mendengar suara teriakan wanita itu langsung datang dan langsung menghajar korban hingga tersungkur. “Saat itu dia diantar oleh warga dalam kondisi babak belur. Katanya sama ku yang mukul dia ini ada 4 orang. Dia dipukul karena diteriaki penjahat, padahal dia saat itu mau mempertanyakan ada ngak pasutri itu mengambil dompet miliknya,” cetusnya.
Setelah dari situlah keesokan harinya sejumlah sanak saudara dan rekan-rekan mendapat kabar naas korban, korban terus dilarikan kerumah sakit. Namun sayang, setelah seminggu dirawat nyawa korban tak berhasil diselematkan. Atas kejadian itu pula, pihak keluarga korban terus melaporkan kejadian korban ke Mapolresta Medan.
“Paginya saya paksa untuk dibawa rumah sakit, karena saya lihat lukanya ngak bisa disepelekan, baru lah dibawa ke rumah sakit, namun gimana lagi tuhan berkehendak lain,” sambung rekan korban, Edison Parangin-angin.
Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Aldi Subartono yang dikonfirmasi wartawan mengaku belum mengetahui laporan dari pihak korban. “Coba pastikan dulu dan siapa penyidik yang nangani kasus korban,” ungkap Aldi dari pesan singkat.
- DEDI