TOBASA – SUMBER
Tahun 1957, perwakilan marga yang diwakili Marga Manurung dan Marga Sirait, sepakat untuk menyerahkan lahan seluas 40 Ha yang berada di Desa Pardamean Sibisa, Kec Ajibata, Kab Tobasa kepada Pemerintah RI untuk dijadikan bandara.
Pada tahun 1977, Bandara Sibisa resmi berdiri ketika masa pemerintahan Presiden Soeharto. Namun, bandara tersebut hingga kini sangat jarang terlihat adanya aktifitas lalu lintas penerbangan. Hal itu dikatakan mantan Kepala Desa Pardamean, M. Sirait kepada wartawan, Sabtu (11/10/15).
Sejarah diberikannya lahan seluas 40 Ha ini kepada pemerintah, dengan tujuan agar Desa Pardamean pada khususnya dan Kab Tobasa pada umumnya bisa semakin maju dan penghasilan warga sekitarnya bisa semakin bertambah, sehingga kesejahteraan dapat meningkat.
“Kami sangat menyesal telah memberikan tanah itu kepada pemerintah, karena sampai sekarang Bandara Sibisa tidak berfungsi. Padahal, pembangunan di bandara ini selalu ada kami lihat. Namun, kegiatan tidak pernah ada. Bahkan, jalan menuju bandara mulai dari gapura pintu masuk bandara sudah kupak kapik alias hancur,” ujar Sirait.
Sementara, warga sekitar Mega br Situmeang turut membenarkan penuturan M. Sirait tentang Bandara Sibisa. Mega berharap agar Bandara Sibisa segera di fungsikan. “Mohon agar jalan menuju kampung kami ini di perbaiki, supaya hasil pertanian bisa kami usung ke pekan (pasar),” harap Mega.
Terpisah, Pegawai Bandara Sibisa, R.Sirait saat ditemui menjelaskan bahwa bandara tersebut hingga kini masih menerima biaya perawatan, namun tidak menentu. Anggaran akan dikucurkan dari pusat ketika pengajuannya sudah kami persiapkan, tapi masih melalui pihak Bandara Pinangsori Tapanuli Tengah.
“Inventaris bandara seperti 1 unit mobil ambulance dan 2 unit sepeda motor juga ada disini. Namun semua itu di bawa oleh pihak Bandara Pinangsori karena aktifitas di Bandara Sibisa ini tidak ada sampai sekarang,” jelas Sirait.
Dikatakan, pegawai honor di Bandara Sibisa berjumlah 11 orang. “Saya sebagai penanggungjawab atau koordinator lapangan. Sistem penggajian kami langsung dari pusat, bukan dari Pemerintah Kabupaten Tobasa,” pungkas Sirait.
- LUNGGUK