Lebih 6.880 Hektar Jagung Tanah Karo Rusak

banner 468x60
TANAH KARO – SUMBER
Kemarau panjang yang melanda Tanah Karo selama dua bulan terakhir membawa dampak buruk bagi kelangsungan produksi tanaman jagung. SUMBER/pardi simalango
Kemarau panjang yang melanda Tanah Karo selama dua bulan terakhir membawa dampak buruk bagi kelangsungan produksi tanaman jagung. SUMBER/pardi simalango

Kemarau panjang yang melanda sejumlah kawasan Tanah Karo dalam beberapa waktu belakangan, membawa dampak buruk bagi kelangsungan produksi hasil pertanian.

Minimnya curah hujan selama dua bulan terakhir, membuat ribuan hektar lahan tanaman jagung di enam kecamatan sentra produksi, terancam gagal panen (fuso).

banner 336x280

Sesuai data yang diperoleh SUMUT BERITA dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemkab Karo baru-baru ini, seluas 6.880 hektar lahan tanaman jagung di empat kecamatan, mengalami gangguan pertumbuhan dan pembuahan dikarenakan bencana alam kekeringan.

Kecamatan Tiga Binanga dengan luas areal tanam 7.000 hektar (umur 16-60 hari), mengalami kerusakan 2.000 hektar. Dengan rincian, 1.510 hektar rusak ringan dan 490 hektar rusak sedang.

Kecamatan Lau Baleng dengan tanaman seluas 5.900 hektar (umur 30-55 hari), rusak mencapai 3.000 hektar. Seluas 1.500 hektar rusak ringan, 1.000 hektar rusak sedang dan 500 hektar rusak berat.

Dari luas areal tanaman 2.380 hektar di Kecamatan Mardinding (umur 25-75 hari), ditemukan tanaman jagung yang rusak ringan seluas 700 hektar, rusak sedang 400 hektar dan rusak berat seluas 730 hektar.

Sementara, di Kecamatan Kuta Buluh, dari 3.500 hektar areal tanaman (umur 30-45 hari), hanya ditemukan kerusakan ringan sekitar 50 hektar.

Menurut keterangan Kabid Produksi Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Pemkab Karo, Michael Purba, data kerusakan areal tanaman jagung dari dua kawasan sentra produksi Kabupaten Karo lainnya, yakni Kecamatan Juhar dan Munte, belum masuk, karena pendataan lapangan dilakukan hari ini.

“Data yang kita utarakan hari ini, di empat kecamatan yang terdampak bencana alam kemarau panjang juga masih terus bergerak. Ini data valid hingga hari ini,” ujar Michael Purba di ruang kerjanya.

Meski demikian, ia mengaku belum dapat merinci lebih jauh bantuan yang akan diberikan pemerintah sehubungan ancaman fuso pada musim tanam jagung kali ini terhadap petani.

Karena, kata dia, pihaknya harus mengikuti acuan aturan yang ada dari Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, bantuan kepada petani yang mengalami masalah sehubungan bencana, harus mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan.

“Biasanya hanya bantuan bibit. Itu juga pasca pendataan di lapangan sesuai kerusakan yang terjadi. Namun demikian, kami akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provsu dan pihak kementerian pusat. Apakah ada aturan baru yang memungkinkan meringankan beban petani kita. Sejauh ini kami tak berani berjanji lebih jauh,” paparnya.

Mewakili petani jagung Tanah Karo, Sekretaris Komunitas Petani Jagung (KPJ) Kabupaten Karo, Sapta Sebayang, berharap besar akan adanya bantuan terhadap petani akibat bencana kemarau panjang kali ini. Dikatakan, petani berkeinginan memperoleh perhatian lebih banyak dari sebelum-sebelumnya.

“Selama ini, Tanah Karo sebagai sentra penghasil jagung terbesar di Sumut dan menempati urutan ketiga di Indonesia. Dalam kondisi normal, petani boleh dikatakan melakukan penanaman dengan pola mandiri. Jadi, sudah sepantasnya petani jagung Tanah Karo peroleh perhatian lebih dikala dilanda bencana. Kita salah satu penghasil lumbung pangan Indonesia,” ujar Sapta Sebayang.

Sehubungan jasa petani jagung terhadap negara ini, pihak KPJ mewakili petani jagung Tanah Karo, berharap adanya bantuan yang lebih manusiawi. Bantuan bibit disertai pupuk dan permodalan untuk penanaman berikutnya merupakan impian yang diharapkan dapat terwujud dalam ancaman gagal panen musim tanam ini akibat kemarau panjang.

Selain itu, kata dia, mereka mengharapkan pemerintah khususnya Pemda Karo agar ikut berperan serta dalam urusan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan kondisi seperti ini, petani berharap adanya penundaan ataupun restrukturisasi pelunasan KUR.

“Tipis kemungkinan petani jagung untuk menyelesaikan kredit. Untuk makan saja mungkin sudah mulai sulit, jadi kiranya menjadi skala prioritas. Ingatlah jasa para petani dalam membangun negeri ini,” ujarnya.

Terpisah, Plt. Kadis Pertanian dan Perkebunan Pemkab Karo, Munarta Ginting SP kepada SUMUTBERITA melalui selulernya, Rabu (13/04/2016) menyatakan, pihaknya akan berupaya membantu meringankan beban petani akibat kemarau panjang yang melanda Tanah Karo.

“Kita akan berupaya maksimal. Tidak mungkin kita berpangku tangan. Kami akan segera buat usulan ke Provinsi dan Kementan. Kita harapkan poin-poin usulan kita menjadi prioritas dan terealisasi,” papar Munarta.

  • PARDI SIMALANGO
banner 336x280