Dituduh Curi Kol, Anak Berastagi Diancam Bunuh Pakai Softgun

banner 468x60
TANAH KARO – SUMBER
Korban pengancaman, Irfan Ginting saat berada di ladang miliknya di Desa Surbakti. SUMBER/pardi simalango
Korban pengancaman, Irfan Ginting saat berada di ladang miliknya di Desa Surbakti. SUMBER/pardi simalango

Irfan Ginting (30) warga Gang Abdi, Jalan Kejora Berastagi akhirnya mendatangi Mapolsek Simpang Empat. Itu setelah ia diancam tembak menggunakan senjata softgun oleh Meteh Ngena Sembiring Milala (34) warga Desa Sukanalu Teran, Kecamatan Naman Teran.

Keterangan yang diperoleh SUMUTBERITA dari Irfan Ginting di perladangan miliknya di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kamis (12/05/2016) siang menyebutkan, peristiwa itu terjadi di salah satu gudang sayur mayur di simpang Desa Lingga Julu, Kecamatan Simpang Empat, Sabtu (07/05/2016) kemarin.

banner 336x280

Pagi itu, saat ia sedang berada di ladang, tiba-tiba ia didatangi oleh agen sayur kol bernama Kemut Surbakti bersama temannya bernama Mimbar. Kehadiran keduanya untuk mempertanyakan kepada Irfan mengenai hilangnya 200 buah kol di perladangan Tampe, Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat.

“Mereka bertanya samaku mengenai hilangnya buah kol di ladang itu. Mereka menuduh aku yang mencurinya. Mereka bilang kalau pekerja ladang melihat aku yang mencuri. Alasannya karena mobilku parkir dekat ladang itu. Ya ku sangkal lah, karena aku nggak ada mencuri kol itu,” ujar Irfan.

Dijelaskan, buah kol itu sebelumnya ditanam oleh Irfan di ladang milik pamannya. Setelah berbuah, seluruh buah kol itu dijual oleh istri Irfan kepada Kemut Surbakti atas persetujuan dirinya. Oleh Kemut, buah kol itu dijual kembali kepada pembeli bernama Meteh Ngena Sembiring Milala.

“Kol itu sebelumnya mereka beli kepada istriku dengan sistem borongan. Kalau sudah dijual kan bukan tanggung jawab kami lagi. Tapi mereka kok malah menuduh aku mencuri kol itu,” kata Irfan.

Dijelaskan, karena membantah tuduhan itu, ia lantas diajak oleh kedua warga tadi menuju ke gudang sayur mayur di simpang Desa Lingga Julu untuk menemui pemilik gudang, Meteh Ngena Sembiring Milala.

Setibanya di gudang yang dimaksud, ia langsung dihardik oleh Meteh Ngena Sembiring Milala. “Dua kali aku beli sayur kol, dua kalinya hilang dicuri. Sudah berapa banyak kerugianku, bagaimana tanggung jawabmu,” ujar Irfan menirukan ucapan Meteh Ngena kepadanya saat itu.

Menurutnya, karena ia tidak mengaku, membuat Meteh Ngena naik pitam. “Dia tiba-tiba naik tensi. Gitu dia berdiri, dia langsung mencekik leherku didepan beberapa orang pekerja gudangnya. Setelah itu dia mencabut pistol (softgun) nya dari pinggang dan diarahkan ke kepalaku,” aku Irfan.

Tak sampai disitu, kata dia, Meteh Ngena mengancam akan membunuh Irfan jika perbuatan itu tidak diakuinya. “Kubunuh kau kalau tidak kau akui. Kau harus ganti kerugianku 10 juta,” ujar Irfan menirukan ucapan pelaku.

Diakuinya, ia memang pernah berada di sekitar lokasi ladang itu dan memarkir mobilnya. Namun, kata dia, kedatangannya hanya untuk melihat tanaman terong yang ia tanam diladang itu juga. “Pas aku datang ke ladang itu, aku nggak sampai ke tanaman buah kol itu,” katanya.

Atas peristiwa pengancaman itu, ia akhirnya melaporkan pelaku sehari setelah terjadinya kejadian tepatnya, Minggu (8/5), dengan bukti laporan Nomor : STPL 406/V/2016/SU/RES T.KARO SEK SIMPANG EMPAT.

Sementara, Meteh Ngena Sembiring Milala yang dihubungi SUMUTBERITA melalui selulernya membantah melakukan aksi pengancaman itu. “Nggak benar itu bang, dia cuma mengada-ngada. Lagian nggak ada kok saksinya. Memang benar aku punya softgun, tapi kan ijinnya ada. Kalau ada perlu aja maka ku pakai,” aku Meteh.

  • MORAL SITEPU
banner 336x280