Pemkab Karo Diminta Liburkan Sekolah di Kota Berastagi

banner 468x60
TANAH KARO – SUMBER
Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Berastagi, mengenakan paying dan perlengkapan lainnya untuk berlindung dari guyuran debu vulkanik. SUMBER/pardi simalango
Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Berastagi, mengenakan paying dan perlengkapan lainnya untuk berlindung dari guyuran debu vulkanik, Jumat (26/8). SUMBER/pardi simalango

Guyuran debu vulkanik dalam jumlah yang besar beberapa hari terakhir di Kota Wisata Berastagi, tak hanya melumpuhkan aktivitas warga, tetapi juga mengganggu proses belajar para siswa di lingkungan sekolah. Pemerintah diminta untuk meliburkan sekolah untuk sementara waktu.

“Dengan kondisi Kota Berastagi yang sangat kacau akibat debu vulkanik Sinabung saat ini, lebih baik pemerintah (Pemkab Karo) meliburkan sekolah untuk sementara waktu. Dampak debu vulkanik sangat berbahaya,” ujar Naldy Ginting warga Berastagi kepada SUMUTBERITA, Jumat (26/8/2016).

banner 336x280

Menurutnya, hal ini sangat penting dilakukan, mengingat anak-anak sekolah khususnya siswa sekolah dasar (SD) belakangan ini kerap terlihat tidak menggunakan masker sepulang dari sekolah.

“Ini sering terlihat beberapa hari belakangan, meski Kota Berastagi dipenuhi debu vulkanik. Mungkin karena kondisi yang masih labil, mereka tidak menyadari bahaya gangguan pernafasan yang bakal terjadi. Hal ini juga ditengarai kurangnya perhatian guru mereka di sekolah,” ujar Naldy.

Untuk itu, kata dia, sebaiknya Pemkab Karo dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, melayangkan surat pemberitahuan libur sementara bagi sekolah-sekolah yang terkena dampak debu vulkanik.

Sementara, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Berastagi Alberto Colia M.Pd, menegaskan pihaknya tidak akan meliburkan proses belajar mengajar, meski lingkungan sekolah tersebut hingga saat ini masih dipenuhi lumpur debu vulkanik.

“Kondisi ini memang sangat mengganggu. Memang sifatnya bencana alam dan tidak bisa dielakkan. Meski demikian, proses belajar mengajar akan tetap berjalan seperti biasa. Siswa dan guru kita libatkan untuk membersihkan gedung dan taman-taman sekolah. Tanaman bunga yang selama ini telah dirawat untuk persiapan Adiwiyata tingkat Nasional ikut rusak,” jelas Alberto.

  • PARDI SIMALANGO
banner 336x280