Wabup Karo Kampanye Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia

banner 468x60
Wakil Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang saat kampanye Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di SDN 040446 Kabanjahe, Senin (17/10/2016). SUMBER/pardi simalango
Wakil Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang saat kampanye Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di SDN 040446 Kabanjahe, Senin (17/10/2016). SUMBER/pardi simalango

TANAH KARO – SUMBER

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia adalah kampanye global yang dicanangkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) bekerja sama dengan organisasi-organisasi lainnya, baik pemerintah maupun swasta.

banner 336x280

Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Karo Cory Sriwaty Sebayang, dalam kegiatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di SDN 040446 Kabanjahe, Senin (17/10/2016).

Dikatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk menggalakkan perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat, sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.

Untuk itu, kata dia, Hari Cuci Tangan Sedunia ini diharapkan dapat memperbaiki praktik-praktik kesehatan pada umumnya dan perilaku sehat pada khususnya. Juga sebagai upaya memobilisasi jutaan orang diseluruh dunia untuk mencuci tangan mereka dengan sabun.

Dijelaskan, salah satu tujuan dari kampanye ini adalah penurunan angka kematian untuk anak-anak dimana lebih dari 5.000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya diseluruh dunia sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan.

“Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun. Menurut penelitian, ini dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50 persen,” papar Cory.

Dihimbau, biasakan mencuci tangan pakai sabun pada 5 waktu kritis yakni sebelum makan, sehabis buang air besar, sebelum menyusui, sebelum menyiapkan makan, setelah menceboki bayi dan setelah kontak dengan hewan.

“Membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai sabun, berarti mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Cuci tangan pakai sabun dapat dengan mudah dilakukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak,” pungkasnya.

Mengutip hasil studi WHO, lanjutnya, perilaku cuci tangan pakai sabun yang merupakan pilar kedua Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), mampu mengurangi angka diare sebanyak 45%  dan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu burung hingga 50%. Saat ini, angka Morbiditas Diare turun dari 423 per seribu penduduk (2006) menjadi 411 per seribu penduduk (2010).

Sementara itu, berdasarkan laporan kajian Morbiditas Diare (2010) Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dit. P2ML) Kemenkes RI menyatakan, berbagai kampanye, sosialisasi dan advokasi melalui Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia selama beberapa tahun terakhir, mampu meningkatkan kebiasaan cara mencuci tangan dengan benar (dengan air mengalir dan sabun) pada lima waktu kritis.

Hal itu yakni sebelum makan sebesar 35,6%, sebelum menyusui 52,12%, sebelum menyiapkan makan 52,88%, setelah buang air besar 65,15% dan setelah menceboki bayi 62,26%.

“Walaupun sudah menunjukan peningkatan, namun kebiasaan cuci tangan pakai sabun masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan lagi,” tutup Cory.

  • PARDI SIMALANGO
banner 336x280