TANAH KARO – SUMBER
Harga cabai merah di Karo anjlok. Kondisi ini terus menerus terjadi sejak Januari 2017 lalu. Hingga kini, harga cabai di pasar tradisional hanya mencapai kisaran Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu per Kilogram (Kg).
Ali Armadi Milala (32), petani cabai asal Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe kepada SUMUT BERITA, Minggu (2/7/2017) menyebutkan, anjloknya harga cabai di Karo mengakibatkan petani meradang.
“Persediaan cabai merah di Karo saat ini sangat banyak. Hal ini disebabkan banyaknya petani cabai yang sedang panen. Bukan hanya itu, harga tanaman lain seperti bawang perei juga mengalami hal yang sama,” keluh Ali.
Menurutnya, kondisi ini mengakibatkan petani mengalami kerugian yang cukup berarti. “Modal kami hanya cukup untuk sekali tanam. Sementara harga cabai saat ini sangat jauh dari modal. Meski demikian, cabai itu tetap kami jual ke pasar, karena sayang kalau dibuang,” keluhnya lagi.
Lebih jauh disampaikan, kondisi ini turut diperparah oleh kebijakan pemerintahan Presiden RI Ir. Joko Widodo. Menurutnya, jika masyarakat membeli hasil pertanian dengan harga yang mahal, pemerintah akan menyelenggarakan pasar murah.
“Secara pribadi, kebijakan atas penyelenggaraan pasar murah tersebut terasa sangat berat bagi saya. Apalagi saat ini tanaman cabai merah saya banyak yang panen. Saya terpaksa tidak bisa panen, meski masanya sudah tiba,” tutur Ali.
Situasi ini, kata dia, berbeda dengan sebelumnya. Seperti halnya di Bogor, Jawa Barat. Kala itu, pihak pabrik saos akan melakukan kontrak harga dengan petani jika kondisi ini dialami petani cabai. Harga cabai petani yang dipatok oleh pihak pabrik mencapai Rp 25 ribu per Kg.
“Akan tetapi, sejak pasar murah ini diselenggarakan, kontrak harga ini sudah tidak ada lagi. Karena pihak pabrik juga akan membeli cabai sesuai dengan harga yang ada di pasar murah,” jelasnya.
Sementara, Kenal Sembiring (57) seorang petani asal Kota Berastagi menuding jika pemerintah daerah dan pemerintah pusat sama sekali tidak peduli atas kondisi para petani di Karo, khususnya petani cabai.
“Gerakan pemerintah dalam memikirkan kesejahteraan para petani sama sekali tidak ada. Padahal banyak solusi yang dapat dibuat guna membantu petani, misalnya industrialisasi produk holtikultura dengan mengundang investor dari luar,” ungkap Kenal.
- PELITA MONALD GINTING S.PD