TANAH KARO – SUMBER
Anjloknya harga tanaman cabai merah di Karo, mengakibatkan para petani merugi dalam jumlah yang tidak sedikit. Hal ini tentunya menjadi sebuah kekecewaan besar, dikarenakan tidak adanya campur tangan pemerintah.
Kondisi ini lantas menuai kecaman keras dari tokoh masyarakat Karo, Drs. Joy Harlim Sinuhaji. Sorotan tersebut ditujukan lantaran anjloknya harga cabai ini telah berlangsung sejak bulan Januari 2017 lalu.
Melalui akun jejaring sosial facebook miliknya belum lama ini, ia mengecam sikap pemerintah yang dinilai tidak cepat tanggap atas permasalahan ini. Menurut pria yang akrab disapa Nonink, kenaikan inflasi ekonomi menjadi dalih pemerintah atas turunnya harga cabai.
Ia menilai, apabila kebijakan hanya berpihak untuk kepentingan abstraksi ekonomi, maka petani yang akan merasakan ‘pedasnya’. Berikut komentar pedas Joy Harlim Sinuhaji yang dikutip SUMUT BERITA :
“Dengan dalih harga cabe yang fluktuatif dan diatas ambang batas….karena harga cabai mahal….serta dianggap pemicu kenaikan inflasi ekonomi….maka biasanya semua akan ngoceh……!!!! Pejabat dari berbagai kementerian akan berkumpul dan melakukan kebijakan operasi pasar…..biasanya dilakukan kebijakan impor. Sehingga dalam waktu sekejap harga cabai akan turun drastis….!!!!
Dalam keadaan seperti ini…maka hilanglah harapan petani untuk mengeruk keuntungan, padahal…apa sih…salahnya kalau harga cabai mahal…?? Kenapa kalau hasil produksi cabe kami mahal…..kalian semua sibuk berteriak……padahal cabai kami fungsinya hanya sebatas penyedap rasa….kalau menurut kalian harga cabe kami terlalu mahal….tidak usah dibeli dan dimakan….toh tidak makan cabai juga tak apa-apa kok…….!!!!
Kenapa…saat harga cabai seperti sekarang ini kalian para pejabat negara ini tidak ada yang buka suara….tidak berkumpul untuk rapat dalam rangka mengambil kebijakan untuk membantu para petani….busyet…..kalian semuanya…..!!!!
Kenapa pada saat….rasa pedas cabe….tidak sepedas jeritan petani….kalian semuanya pada diam membisu….busyet kalian semuanya…!!!!????
Kenapa….ketika harga cabe kami mahal…..dengan dalih pemicu inflasi….harga cabe kami kalian turunkan…..dengan membuka keran impor….dan menghambur-hamburkan banyak uang dalam bentuk Devisa Negara.
Aku…sangat fasih…..mencermati…bahwa kebijakan dengan dalih stabilitas harga cabe sebagai indikator pemicu inflasi…serta membuka keran impor untuk itu….sangat gampang untuk disalahgunakan dan mendapatkan keuntungan daripadanya.
Busyet kalian semuanya…..harga cabe kami pun…kalian rampas dan korupsikan….baaaaannnnnggggssssaaaaatttt…kalian semuanya……!!!!!
Oke…lah….sekarang memang sedang murah harga cabe kami….biarlah derita ini….biarlah rasa pedas ini kami tahankan…..!!~! Tapi juga…kami sangat berharap,ketika nanti harga cabe kami naik dan mahal….jangan pernah lagi rampas harganya……jangan pernah lagi rampas dengan dalih pemicu inflasi ekonomi…..jangan pernah lagi rampas harga kami dengan kebijakanmu melalui keran impor itu….karena kami rakyat….kami para petani cabe tau bahwa hal itu adalah…..aktivitasmu untuk berkolaborasi dengan pemilik modal….dalam rangka melakukan korupsi…..yakni mengkorupsikan harga cabe kami…….!!!!
Buuuusssyyyyeeeetttt……kalian…..!!~~”.
- PELITA MONALD GINTING S.PD