TANAH KARO – SUMBER
Upaya peningkatan sarana penunjang sektor pariwisata oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo dalam rangka meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke kota wisata Berastagi, dinilai belum maksimal dan terkesan asal jadi.
Hal ini terlihat pada pengaspalan lokasi parkir Taman Mejuah-juah tanggal 18 Agustus 2017 lalu. Meski terbilang mulus, perbaikan yang menelan dana ratusan juta rupiah ini dinilai mengabaikan saluran drainase di sepanjang jalan mulai Pasar Buah ke jalan menuju puncak Bukit Gundaling.
Akibatnya, aliran air dari hasil guyuran hujan membanjiri jalan masuk ke lokasi parkir tersebut, tepatnya di depan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Ironisnya, bebatuan turut terseret oleh luapan air hujan.
Berdasarkan amatan SUMUT BERITA, belum lama ini, hujan deras yang terus mengguyur kawasan Berastagi beberapa waktu belakangan, mengakibatkan merosotnya penghasilan para pelaku wisata di sekitar lokasi parkir Taman Mejuah-juah.
“Penghasilan kami menurun karena wisatawan enggan berhenti untuk berbelanja atau sekedar menikmati jagung bakar dan jagung rebus. Apalagi saat ini memasuki musim penghujan. Terlebih lagi, dari dulu disini jadi jalur lintasan air hujan,” tutur beru Karo, pedagang Pasar Buah.
Perempuan yang sudah 10 tahun berusaha ini, mengaku merasa heran dengan sistem kerja Pemkab Karo yang dinilainya kurang profesional dalam merencanakan suatu pekerjaan. Seharusnya, kata dia, perbaikan drainase lebih diutamakan agar aspal jalan tidak cepat rusak.
Sementara, pemandangan yang jarang ditemui terlihat di kawasan ini usai hujan reda. Adi, salah seorang sais sado, terlihat berjalan melintasi aliran air hujan dengan menenteng ember kosong. Ia lantas menyerok air hujan tersebut untuk digunakan mencuci gerobak sadonya.
Bapak dua anak ini mengharapkan agar Pemkab Karo secepatnya meninjau saluran drainase di sepanjang jalan menuju puncak Bukit Gundaling dan parit ke arah Desa Jaranguda. Karena menurutnya, kedua titik ini adalah salah satu sumber luapan air.
“Apalagi saat ini musim penghujan. Pemandangan seperti ini akan kerap terlihat. Hal ini tentunya berdampak pada merosotnya sektor pariwisata di kota Berastagi. Pemkab Karo diharapkan secepatnya mengatasi permasalahan ini,” tutup Adi.
- PARDI SIMALANGO