TANAH KARO – SUMBER
Ratusan warga Desa Kutarayat, Kecamatan Namanteran, memadati acara prosesi adat pemakaman korban kecelakaan tunggal truk pengangkut pelajar korban erupsi Gunung Sinabung atas nama Boris Yelsin Sidebang (15) di Losd (Jambur) Desa Kutarayat, Selasa (19/9/2017).
Ya, dalam insiden ini, korban tewas diduga akibat tergilas dan tertindih truk, setelah sebelumnya kendaraan mirip pengangkut sampah milik BNPB yang digunakan BPBD Karo ini terbalik akibat kehilangan kendali usai berpapasan dengan mobil minibus di sekitar Desa Sigarang-garang, Kecamatan Namanteran, Senin (18/9/2017) siang.
Berdasarkan amatan SUMUT BERITA, ratusan warga Desa Kutarayat bersama pihak keluarga dan kerabat korban berkumpul di dalam lokasi jambur. Isak tangis keluarga mewarnai prosesi adat ditengah cuaca mendung dan hujan gerimis ini.
Menurut keterangan Kepala Desa Kutarayat, Rustam Sitepu didampingi Sekretaris Desa Kutarayat, Sastrawan Ginting Seragih mengatakan, jenazah korban rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umun (TPU) Desa Kutarayat hari ini, usai pelaksanaan prosesi adat Karo.
Sementara, kata dia, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, tiga orang korban yang sebelumnya dirujuk ke RS Bina Kasih Medan, hingga kini masih mendapatkan penanganan dari pihak medis.
Dijelaskan, dua orang korban atas nama Pinarki Ginting (14) warga Desa Kutarayat dan Ebenezer Tarigan (14) warga Desa Kebayaken, terpaksa menjalani operasi akibat menderita luka yang cukup serius di bagian kepala dan masih menunggu masa pemulihan.
Sedangkan seorang korban lainnya atas nama Adri Sanjaya Ginting (14) warga Desa Kutarayat, hanya perlu dilakukan terapi meski mengalami luka di kepala. “Dua orang korban menjalani operasi pada pukul 10.30 WIB dan sudah selesai. Keduanya masih berada di ruang bedah dan masih menunggu pemulihan,” terang Sastrawan.
Disela-sela prosesi adat, puluhan pelajar yang merupakan rekan-rekan sekolah korban dari SMP Negeri 1 Namanteran, turut hadir bersama kepala sekolah dan para guru untuk melayat jenazah korban serta memberikan kata-kata penghiburan kepada pihak keluarga korban.
Selain itu, rekan-rekan korban juga menyanyikan lagu berjudul “Ayah” dengan mengubah sedikit lirik lagu menjadi “Teman Tercinta”. Lantunan lagu ini sontak membuat ratusan warga dan keluarga korban di dalam lokasi jambur larut dalam kesedihan dan tak sedikit menitikkan air mata.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Namanteran, Justin Tarigan mengaku sangat terpukul atas kehilangan salah seorang siswa didiknya yang dinilai merupakan sosok yang memiliki kepribadian baik. Ia berharap, peristiwa serupa jangan lagi terulang, apalagi sampai merenggut nyawa.
“Boris adalah siswa kita yang duduk di kelas VII 3. Dia anak yang baik. Kematiannya harus jadi pembelajaran bagi kita semua. Fasilitas yang tidak memadai harus dibenahi. Khususnya untuk angkutan para pelajar, diharapkan agar diganti. Supirnya harus terlatih dan terdidik,” harap Justin.
Sementara, rekan satu sekolah korban, Jelia br Surbakti (14) warga Desa Sigarang-garang mengatakan, mereka sudah menumpangi truk bak terbuka itu selama beberapa bulan belakangan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Berastagi.
“Tempat belajar kami diungsikan ke Berastagi. Jadi beberapa bulan ini kami berangkat kesana diantar truk juga. Semalam rombongan pelajar laki-laki duluan berangkat. Tapi tiba-tiba kami dengar truk itu kecelakaan,” tutur pelajar kelas VII 4 itu.
- PARDI SIMALANGO