Ibadah Spiritualitas Danau Toba dan Gunung Sinabung Bangun Kesadaran Rohani

TANAH KARO – SUMBER

Ibadah Spiritualitas bagi Danau Toba dan Gunung Sinabung digelar di Jambur Gerga Desa Mulawari, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Jumat (13/9/2019). Acara diikuti para hamba Tuhan dari berbagai denominasi gereja, pendeta, pastor, guru jemaat, penatua, diakones, bibelvrouw, biarawan dan biarawati.

Hadir dalam ibadah ini diantaranya, Martina br Silaban dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut sebagai perwakilan Gubernur Sumut, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH, Asisten 1 Pemerintahan Drs. Suang Karo-karo selaku panitia lokal, Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu.

Selanjutnya, utusan Kantor Staf Kepresidenan Abednego Tarigan dan Roy Abimanyu, perwakilan Pemkab Simalungun, perwakilan Pemkab Tapanuli Utara, perwakilan Pemkab Samosir, Ketua PGI Sumut Pdt. Albertus Pati dan Wakapolres Karo Kompol Hasian Nainggolan.

Ketua Umum Ibadah Spiritualitas Danau Toba dan Gunung Sinabung, Sihar PH Sitorus dalam sambutannya menyebut pelaksanaan acara bertema “Datanglah Ya Roh Kudus, Perbaharuilah Seluruh Ciptaan” ini bertujuan membangun kesadaran kerohanian mengenai Danau Toba dan Gunung Sinabung.

Ia mengajak masyarakat disekitar Danau Toba dan Gunung Sinabung untuk dapat mengimani dan memaknai bahwa Danau Toba dan Gunung Sinabung serta seluruh alamnya sebagai karya Tuhan bagi umatnya. Manusia telah diberi mandat untuk menjaga dan merawat alam dan seluruh ciptaan-Nya.

“Melalui keprihatinan kita atas kondisi masyarakat disekitar Gunung Sinabung yang telah berlangsung selama 9 tahun, kita akan melihat kehidupan baru. Taman Eden hadir di wilayah Gunung Sinabung,” tutur Sihar.

Ketua Umum Moderamen GBKP, Pdt. Agustinus Purba STh MA dalam khotbahnya yang dikutip dari Nats Alkitab Roma 8 : 11-17 mengingatkan bahwa manusia berlomba-lomba menguras isi perut bumi, hutan dan kandungan-kandungan lainnya untuk memenuhi hawa nafsu.

Menurutnya, krisis ini menuntut keseriusan berpikir dan bertindak demi masa depan yang lebih baik dan jauh dari bencana-bencana yang memprihatinkan. “Dengan sadar, kita mengakukan dosa-dosa dan kelalaian dan ketidakmampuan kita menjalankan misi perdamaian terhadap ciptaan Tuhan lainnya,” tutur Agustinus.

Gereja, kata dia, harus menyatakan bahwa nilai spiritualitas yang harus dikedepankan untuk merespon berbagai isu, khususnya dilingkungan Danau Toba. Istilah-istilah keagamaan mungkin bisa dikurangi, wisata halal atau wisata apapun itu.

“Kita semua dipanggil dengan sadar menyatakan iman percaya kita, bahwa disekitar Danau Toba dan Gunung Sinabung perlu ada tindakan yang dilakukan berdasarkan iman Kristen tentang kedudukan manusia sebagai citra Allah,” pungkasnya.

Sementara, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH menyampaikan, ibadah spritualitas ini untuk mendorong kita meningkatkan iman, memaknai dan saling mendoakan satu sama lain. Biarlah kesusahan sehari cukup sehari saja, sebab firman Tuhan sudah menuliskan hal tersebut dalam Alkitab.

“Tugas gereja dalam panggilan kemanusiaan khususnya dalam konteks kehidupan disekitar Danau Toba dan Gunung Sinabung adalah untuk menyatakan penghargaan atas karya agung Tuhan terhadap manusia ciptaan-Nya,” tutur Terkelin.

  • PARDI SIMALANGO