SUMUTBERITA.COM, Karo – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dodi Monardo, menggelar peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap (huntap) tahap III di kawasan relokasi Siosar, Kecamatan Merek, Jumat (18/10/2019).
Peletakan batu pertama ini diikuti oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Ketua DPRD Sumut Drs. Baskami Ginting, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dan Wakil Bupati Karo Cory Sriwati br Sebayang.
Acara ini juga turut disaksikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK Dody Usodo Hargo Suseno, Danrem 023/KS Kolonel Inf Tri Saktiyono, Dandim 0205/TK Letkol Inf Taufik Rizal Batubara SE, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis, Kalak BPBD Karo Ir. Martin Sitepu dan para kepala desa di lokasi huntap tahap III.
Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dalam laporannya menerangkan, huntap tahap III ini akan dihuni sebanyak 1.038 Kepala Keluarga (KK) meliputi tiga desa dan satu dusun masing-masing Desa Sigarang-garang, Desa Sukanalu Teran, Desa Mardingding, dan Dusun Lau Kawar.
“Huntap ini didirikan dilahan Area Penggunaan Lain (APL) Siosar seluas 70 Hektar (Ha). Sedangkan untuk kebutuhan Lahan Usaha Tani (LUT), juga dikawasan hutan produksi Siosar yang ditempuh melalui mekanisme Tukar Menukar Kawasan Hutan (TMKH) seluas 480,11 Ha,” papar Terkelin.
Ia merinci, pembangunan huntap tahap III ini menelan biaya Rp 161,7 miliar. Jumlah biaya tersebut meliputi, pembuatan site plan Rp 433.950.000, pematangan lahan Rp 7.870.000, perumahan dan infrastruktur dasar pemukiman Rp 117.489.743.033, sistem penyediaan air minum (SPAM) Rp 10.815.164.896 serta LUT dan pendampingan Rp 19.951.712.000.
Sementara, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, kehadiran dirinya guna memastikan progres pembangunan huntap tersebut. Apa saja yang sudah berjalan dengan baik dan apa yang masih perlu diperhatikan oleh pemerintah.
“Tadi saya mendapat penjelasan dari panitia tentang upaya-upaya memperhatikan kearifan lokal dalam pembangunan ini. Ini patut diapresiasi dan menjadi prioritas kita bersama. Masyarakat diharapkan lebih nyaman tinggal di hunian baru ini dari hunian sebelumnya,” tutur Doni.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat menjaga kelestarian alam di kawasan Siosar. Ia mengingatkan, jangan lagi ada pihak-pihak yang melakukan pembalakan liar hutan, penebangan kayu dan pembakaran kayu di kawasan tersebut dan mengabaikan faktor keselamatan masyarakat sekitar yang berdampak timbulnya bencana alam.
“Semua ini bukan semata-mata menjadi program pemerintah. Akan tetapi sudah menjadi kewajiban kehidupan dalam pembangunan masyarakat terdampak bencana secara global,” pungkasnya.
Menurutnya, masyarakat patut bersyukur karena Kabupaten Karo memiliki hawa yang sejuk. Disamping itu, juga memiliki komoditas andalan yang tidak dapat dilupakan dirinya secara pribadi yakni kopi Karo.
“Kopi ini sungguh terasa nikmatnya. Rasanya tidak kalah dengan suguhan wine. Nah, inilah yang harus kita populerkan bahwa kopi Karo layak diperkenalkan ke tingkat Internasional,” ujarnya sembari menyeruput secangkir kopi yang disediakan ajudannya disela-sela memberikan sambutan.
Hal senada disampaikan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Jika pembangunan huntap tahap III ini sudah rampung, ia mengingatkan masyarakat sekitar untuk tidak lupa menjaga kelestarian alam.
“Kita sudah diberikan surga kecil oleh Tuhan. Jadikan tempat yang dibangun pemerintah ini menjadi tempat tinggal yang nyaman dan tenang. Ini semua sudah menjadi keinginan pemerintah dalam rangka membantu rakyat yang sedang mengalami bencana,” tutur Edy.
Diakhir acara, Kepala BNPB bersama Gubernur Sumut, Bupati Karo, Ketua DPRD Sumut dan Wakil Bupati Karo, secara simbolis memberikan satu buah penggiling mesin kopi kepada perwakilan warga desa. Kemudian dilanjutkan penanaman pohon alpukat disekitar lahan huntap III.
- PARDI SIMALANGO