Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Nerus Ginting Suka Dikenal Berani Kritik Kolonial Belanda

banner 468x60

SUMUTBERITA.COM, Karo – Nerus Ginting Suka merupakan salah satu tokoh pemuda Karo yang dikenal aktif dalam pergerakan politik untuk kemerdekaan Indonesia sejak tahun 1920. Ia juga seorang jurnalis. Dengan tulisan-tulisan tajamnya, ia berani mengkritik Pemerintah Kolonial Belanda pada masa itu.

Kisah ini diungkapkan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH saat menghadiri launching buku biografi Nerus Ginting Suka di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karo, Kamis (28/11/2019). Acara ini dihadiri oleh mantan Bupati Karo DD Sinulingga, Staf Ahli Bupati Karo Agustin Pandia, veteran, tokoh pemuda Karo dan lainnya.

banner 336x280

“Pada tahun 1920-1924, Nerus Ginting Suka berulangkali dihukum Pemerintah Kolonial Belanda karena kegiatan politiknya. Tahun 1926-1927, imbas dari pemberontakan atau perlawanan terhadap Kolonial Belanda, Nerus dan adiknya, Nolong Ginting Suka serta kawan-kawannya ikut tertangkap,” tutur Terkelin.

Diceritakan, ditangkapnya Nerus bersama adiknya karena keduanya dianggap sebagai pemimpin pemberontakan terhadap Belanda, hingga akhirnya mereka diasingkan ke Boven Digul, Papua. Masa itu, Nerus berusia 30 tahun, sedangkan adiknya Nolong masih berusia 24 tahun.

Terkait perjalanan perjuangannya dalam kemerdekaan Indonesia, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH berencana akan mengusulkan nama Nerus Ginting Suka menjadi Pahlawan Nasional ke pemerintah pusat. Menurutnya, perlawanan yang dilakukan oleh Nerus dkk hingga mereka tertangkap, membawa era baru.

“Sebagai masyarakat Karo, kita harus mengetahui dan belajar sejarah untuk mengenal para pejuang dari Karo. Perjuangan Nerus Ginting Suka patut kita kenang. Diusia yang terbilang muda, ia berani pasang badan demi memperjuangkan kemerdekaan hingga akhirnya dibuang ke Boven, Digul Papua,” ujar Terkelin.

Sekedar diketahui, pasca kemerdekaan Indonesia, Nerus Ginting Suka diangkat sebagai Kepala Penerangan Seksi V di Berastagi tahun 1947. Kemudian, tahun 1949 ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat-Republik Indonesia Serikat (DPR-RIS) mewakili Sumatera Timur.

Setelah pembubaran diumumkan, ia duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) anggota dari Partai Nasional Rakyat (PRN). Pelantikan Nerus Ginting Suka dan 147 anggota lainnya pada tanggal 16 Agustus 1950 diberitakan di Harian De Vrije Pers.

Ia duduk di Fraksi Demokrat di seksi I Bidang Pertahanan. Pada masa jabatannya, ia pernah meminta mosi mempertahankan pemerintah untuk memprioritaskan Undang-undang Pertahanan. Pada pemilihan Wakil Presiden tanggal 14 Oktober 1950, Nerus Ginting Suka mencalonkan diri sebagai kandidat wapres.

Tepat ditahun 1955 tanggal 12 Maret, pejuang perintis kemerdekaan ini meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman umum Medan. Kabar meninggalnya pejuang ini diberitakan pada Harian De Nieuwsggier tanggal 14 Maret.

Berdasarkan amatan, pelaksanaan launching buku biografi Nerus Ginting Suka tampak dihadiri anak, cucu dan cicit Nerus Ginting Suka diantaranya Anna br Ginting Suka SH dan Dra. Ingansip br Ginting Suka.

  • PARDI SIMALANGO
banner 336x280