Potret Wajah Kota Kabanjahe: Kumuh, Padat, dan Semrawut

banner 468x60

Catatan: Pardi Simalango, ST/ Pemimpin Redaksi SUMUTBERITA.com

Sudah puluhan tahun lamanya, KABANJAHE sebagai ibukota Kabupaten Karo, tidak tertata. Pemandangan yang kumuh, padat, dan semrawut, kini menjadi potret wajah kota Kabanjahe. Kian hari, kondisi ini seolah menjadi hal yang lumrah untuk dilihat. Ya, eksekutif terkesan menutup mata, legislatif diam tak bersuara, masyarakat pun merana.

banner 336x280

Sejumlah pergantian kepala daerah nyatanya tak mampu membuat perubahan. Mulai dari Alm. Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, Terkelin Brahmana, demikian juga Cory Sriwaty br Sebayang yang hingga kini masih menjabat bersama Theopilus Ginting. Bahkan, sejak Cory – Theo menjabat, kondisi Kabanjahe semakin “babak belur”.

Hal ini bukan tanpa alasan. Lihat kondisi Pusat Pasar Kabanjahe. Sejak terbakar pada masa kepemimpinan Daulat Daniel Sinulingga 15 tahun silam, tepatnya 22 Desember 2008, Pusat Pasar Kabanjahe belum terbenahi pemerintah. Para pedagang sayur mayur yang selama ini berjualan di lokasi tingkat dua, terpaksa berjualan di pinggiran pusat pasar.

Kondisi ini diperparah oleh parkir berlapis kendaraan roda empat yang diterapkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Karo di jalan satu arah di kawasan Jalan Kapten Bangsi Sembiring. Alhasil, kesemrawutan tata kota ini sangat menyulitkan masyarakat melintasi kendaraannya.

Ditambah lagi minimnya pengawasan Dishub terhadap mobil angkutan umum saat menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat, yang kian memperparah kemacetan. Tingginya mobilitas serta tingkat pertumbuhan transportasi, tidak diimbangi dengan kesiapan dan tanggung jawab dari pemerintah.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Karo pun tidak berdaya melakukan pengawasan terhadap para pedagang kaki lima di sekitar Pusat Pasar Kabanjahe. Seperti yang terjadi belum lama ini. Petugas Satpol PP terlibat adu mulut dan nyaris baku hantam dengan pedagang yang tidak terima barang dagangannya digusur.

Hal ini terasa wajar. Pasalnya, upaya penggusuran yang dilakukan terhadap pedagang tanpa adanya solusi pemindahan lokasi berdagang, bukan merupakan langkah tepat untuk dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo. Pembenahan konstruksi bangunan Pusat Pasar Kabanjahe barang kali mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Semrawutnya kondisi Pusat Pasar Kabanjahe yang kian terlihat kumuh, juga tak terlepas dari minimnya kinerja petugas bidang pasar dalam melakukan pemeliharaan dan pengawasan. Demikian halnya soal pendistribusian barang ke dalam lokasi pasar yang sehari-hari tidak berjalan dengan baik. Hal ini cukup mengganggu pengguna pasar.

Belum lagi sampah-sampah dari kios para pedagang yang kerap dibiarkan berserak di dalam dan di luar lokasi pasar, kian menambah kompleksnya permasalahan yang ada. Padahal, petugas Dinas Kebersihan dan petugas bidang pasar sehari-seharinya rutin melakukan kutipan retribusi kepada para pedagang.

Sementara di lokasi terpisah, tepatnya di depan “markas” Cory – Theo. Kondisi banjir yang cukup parah kerap terjadi saat hujan deras mengguyur. Belum lama ini, banjir besar terlihat di depan kantor Bupati Karo hingga ke kawasan SPBU Laudah Kabanjahe. Minimnya normalisasi saluran parit ditengarai menjadi penyebab banjir. Ya, padahal Kabanjahe merupakan kawasan dataran tinggi.

Kondisi serupa juga sering terjadi di di sejumlah kawasan di Kabanjahe, misalnya di Jalan Irian Kabanjahe. Banjir terparah terjadi di depan SD Sint Xaverius Kabanjahe hingga setinggi 20 – 25 cm saat hujan deras. Saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik, berakibat meluapnya air ke badan jalan dalam jumlah yang cukup banyak.

Bersambung….

banner 336x280

BERITA TERKAIT

BERITA REKOMENDASI