KARO, SUMUTBERITA.com – Limbah rumah tangga bercampur kotoran manusia menggenangi lokasi pekuburan Muslim Belakang Tingkat Lima, Berastagi, Kabupaten Karo. Hal ini disebabkan saluran pembuangan air warga Lingkungan Kampung Asam, Kelurahan Tambak Lau Mulgab I, tidak berfungsi.
Berdasarkan amatan awak media, Rabu (24/1/2024) terlihat beberapa rumah warga yang berbatasan dengan lokasi pekuburan seluas 2.500 meter persegi ini, tidak memiliki saluran pembuangan. Persoalan ini sebenarnya sudah terjadi beberapa waktu belakangan.
Limbah bercampur tinja mengaliri lokasi perkuburan yang didalamnya berdiri hampir 1.000 kuburan. Bahkan, sudah ada kuburan yang tertutup tumpukan limbah. Sedangkan, puluhan kuburan lainnya bisa dipastikan mendapat dampak serupa kedepannya. Resapan limbah tentu masuk kedalam liang lahat.
Menurut keterangan petugas perkuburan muslim, Pak Udin menerangkan, tidak adanya saluran pembuangan air warga saat ini diduga kuat akibat aksi penutupan sepihak.
“Dulu ada pembuangan yang mengarah ke jurang di samping atau ujung pekuburan. Tapi kenapa sekarang tidak ada lagi, kemungkinan ditutup,” ujar Pak Udin sambil menunjuk titik masalah yang berada di belakang rumah warga.
Dalam peninjauan itu, Pak Udin dan awak media ini juga sempat mendapati adanya rumah warga yang tidak memiliki septic tank. “Lihat saja dan baunya ini kan berasal dari kotoran manusia. Kami meminta agar ini menjadi perhatian luas, karena kalau dibiarkan sudah sangat mengganggu,” tambah Pak Udin.
Pekuburan Muslim di kawasan belakang Tingkat Lima merupakan lokasi pekuburan tertua di kota Berastagi. Lahan ini, kata Pak Udin, sudah menjadi tempat peristirahatan terakhir sejak sebelum masa kemerdekaan Indonesia.
Kini, pekuburan muslim itu telah memiliki alas hak resmi sesuai dengan sertifikat Nomor : 470/19/TLM.I/2013.
PENULIS: NIKO MARTIN