JAKARTA, SUMUTBERITA.com – 21 hari pasca terjadinya peristiwa pembakaran rumah yang menewaskan wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu bersama tiga anggota keluarganya, polisi hingga kini belum mampu mengungkap motif dan dalang utama kejadian tragis tersebut.
Mandeknya proses penanganan kasus ini membuat lintas kedeputian Kantor Staf Presiden (KSP) memberikan atensi dalam proses pengungkapan kasus itu. Lintas kedeputian KSP menegaskan akan mengawal laporan sejumlah kelompok masyarakat sipil itu.
Deputi II KSP, Abetnego Panca Putra Tarigan menerangkan, laporan kasus itu sudah masuk ke Deputi V KSP yang membidangi politik dan hukum. Meski demikian, karena objeknya melibatkan profesi jurnalis, maka kasus ini akan ditangani kedeputian lainnya.
“Tadi kita sudah melakukan pembicaraan internal. Bahwa nantinya dalam kaitan pengawalan kasus ini, akan melibatkan lintas deputi di KSP,” ujar Abetnego, Rabu (17/7/2024).
Ia menyebut, pihaknya akan melakukan telaah lebih dulu untuk setiap laporan masyarakat yang masuk. Nantinya, kata dia, konklusi dan fakta-fakta akan disampaikan kepada Kepala Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko.
Ia menjelaskan, pihaknya sebelumnya telah menerima dan menggali sejumlah masukan. Sebab kejadian tragis tersebut, sangat mengejutkan banyak pihak dan terbilang sangat mencederai rasa keadilan masyarakat.
Melansir CNN Indonesia, sejumlah kelompok masyarakat sipil mengadukan kasus pembakaran rumah berujung tewasnya wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu beserta tiga anggota keluarganya di Kabanjahe, Kabupaten Karo ke Istana Presiden di Jakarta.
Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Amnesty International Indonesia, dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaporkan kasus itu ke Kantor Staf Presiden (KSP) yang berada di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
“Kami membawa kasus ini ke KSP karena kami ingin KSP mengawal proses penyidikan ini dengan baik, karena kami merasa ada indikasi, mungkin, kasusnya bisa masuk angin kalau tidak dikawal dari Jakarta,” kata perwakilan KKJ Bayu Wardhana di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Bayu mengatakan, sesuai hasil investigasi KKJ mengungkap kematian Rico Sempurna Pasaribu berkaitan dengan berita yang ia buat. Beberapa waktu sebelum pembakaran, Rico menulis soal dugaan oknum prajurit TNI mengelola lokasi perjudian.
Meski begitu, mereka menduga kepolisian belum kunjung memeriksa anggota TNI atas dugaan itu. Pada saat bersamaan, Panglima TNI dan Pangdam Bukit Barisan membantah dugaan anggotanya terlibat pembakaran.
“Padahal kan proses penyelidikannya masih berjalan, itu kira-kira yang sebenarnya kami merasa ini perlu dikawal,” ujarnya.
Selain mengadu ke istana, kelompok masyarakat sipil juga melapor ke Puspom TNI AD, Komnas HAM, LPSK, dan KPAI. Mereka berharap atensi lembaga pusat bisa memberi terang kasus yang menewaskan wartawan dan tiga anggota keluarganya.
“Nah, nanti kita lihat bagaimana proses lembaga-lembaga ini merespons laporan ini. Jadi kita lihat dulu situasinya,” ujarnya.
Teks foto: Kepala Staf Presiden, Moeldoko (kanan) dan Deputi II KSP, Abetnego Tarigan (kiri). SUMUTBERITA.com/ist
PENULIS: RED