KARO, SUMUTBERITA.com – Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Panca Putra Tarigan berbagi pengalaman ke pemerintah jika ingin investor menanamkan modal di daerah. Salah satu syaratnya adalah pemerintah harus mampu melakukan pengelolaan sampah.
“Pengalaman saya, ketika investor ingin menanamkan modal di daerah, maka hal pertama yang ditanyakan mereka adalah masalah sampah,” ungkap Abetnego merespon pertanyaan dari peserta Hari Bersih Sampah atau World Cleanup Day (WCD) di Desa Semangat Gunung, Kec. Merdeka, Kab. Karo, Rabu (25/9/2024).
Dalam acara ini, peserta tersebut melontarkan pertanyaan kepada Abetnego selaku eks Direktur Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) terkait kiat memajukan dunia pariwisata bebas sampah sekaligus cara menarik investor untuk menanamkan modal di Karo.
Abetnego selaku narasumber di acara yang diinisiasi oleh Aliansi Muda Karo (AMaK) dan Raja Berneh Trail (RBT) ini kembali mengungkap, investor beranggapan jika pengelolaan sampah adalah cerminan bagi pemerintah dalam mengelola daerahnya.
“Kedengarannya aneh. Tapi tidak bisa dipungkiri jika investor yang ingin berinvestasi di daerah masih menemui masalah sampah. Padahal, investor selalu bertanya. Apakah kotanya bersih? Menurut mereka, jika daerah itu bersih, maka pemerintahnya juga bersih. Karena mampu menyelesaikan masalah kecil,” kata Abetnego.
Ia menyebutkan, salah satu masalah kita adalah sampah. Melalui kegiatan seperti yang dilakukan saat ini, ia berharap bisa membangun kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah. Bukan saja mengurangi, namun bagaimana cara memanfaatkan sampah itu sendiri.
“Kesadaran masyarakat soal sampah harus terbangun. Dalam hal ini, kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan. Isu sampah merupakan isu lingkungan yang terbesar. Dimana saat ini, negara kita merupakan penghasil sampah terbesar kedua didunia setelah negeri tirai bambu Cina,” ungkapnya.
Calon bupati Karo nomor urut 1 ini secara khusus berpesan kepada pelaku wisata pemandian air panas yang ada di Desa Semangat Gunung, untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan yang bebas dari sampah seperti yang selama ini sudah diterapkan pelaku wisata setempat.
“Terima kasih sudah mengelola sampah menjadi barang yang berguna seperti yang ditampilkan dalam peragaan mode hasil memanfaatkan limbah sampah. Masyarakat juga harus ikut berperan membantu pemerintah mengelola sampah di daerahnya,” ujar Abetnego.
Untuk diketahui, acara WCD ini bertajuk “Menuju Karo Zero Waste”. Secara familiar, ini kerap disebut menerapkan gaya hidup zero waste, antara lain mengurangi penggunaan kantong plastik, memisahkan sampah, mengurangi kertas, membawa bekal sendiri dan mengolah sampah organik.
Acara ini mendapat dukungan dari Bank Sampah Induk New Normal, Penggiat Wisata Air Panas Raja Berneh, Balai Lingkungan Hidup Karo, dan Tirta Malem Lau Meciho (Danone).
Teks foto: Deputi II KSP, Abetnego Panca Putra Tarigan menyampaikan pemaparan dalam acara WCD di Desa Semangat Gunung. SUMUTBERITA.com/ist
PENULIS: RED