Cerita Warga LMD Antar Jeruk ke Istana Negara Dibantu Abetnego Tarigan

banner 468x60

3 Desember 2021, lima orang perwakilan warga asal beberapa desa di Liang Melas Datas (LMD), Kabupaten Karo, bergerak dari Desa Kutambelin, Kecamatan Lau Baleng menuju Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka menumpangi truk berisi 3 ton jeruk madu sebagai “oleh-oleh” untuk Presiden RI Joko Widodo.

Buah jeruk yang dibawa sebagai bentuk keresahan atas kerusakan parah akses jalan desa mereka yang sudah terjadi selama 30 tahun. Jeruk sebanyak 3 ton itu terkumpul melalui partisipasi warga asal enam desa di LMD yang dipetik dari juma (ladang) warga.

banner 336x280

“Jeruk yang kami bawa ke Jakarta, terkumpul dari hasil patungan warga enam desa di LMD,” ungkap Setia Sembiring, 74, warga Desa Batu Mamak saat menunggu kedatangan Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP), Abetnego Panca Putra Tarigan di Desa Kutambelim, Senin (14/10/2024) malam sekira pukul 20.53 WIB.

Ia mengungkap, ide kreatif itu dilatari atas keresahan warga enam desa di LMD yang selalu saja kesulitan setiap membawa hasil panen jeruk mereka ke luar kota diakibatkan akses jalan desa mereka yang rusak total. Padahal, saat itu, sebagian besar buah jeruk tengah memasuki masa panen.

“Waktu itu hujan. Menunggu reda, tiga warga desa saat itu berbincang. Salah satu dari mereka bilang: ‘bagaimana kalau kita kirim sekali jeruk ini ke Jokowi? Supaya dilihatnya sekali Liang Melas Datas ini’. Mereka bertiga langsung sepakat dan menyampaikan ide itu ke BPD masing-masing,” kenang Setia Sembiring.

Usulan itu mendapat respon positif warga dari enam desa dan tiga dusun di LMD. Mereka berkumpul untuk melakukan runggu atau musyawarah di Losd (balai pertemuan) Desa Kutambelin untuk membahas rencana itu. Rapat persiapan itu digelar beberapa kali.

“Dua minggu setelah runggu, masyarakat beramai-ramai patungan mengumpulkan buah jeruk dari ladang masing-masing. Kami berkumpul di Losd Desa Kuta Mbelin untuk menyusun buah jeruk itu ke dalam kotak. Setelah selesai dikemas, jeruk itu kami muat ke dalam truk,” ungkapnya.

Hubungi Tenaga Ahli KSP

Di tengah persiapan warga desa menyusun buah jeruk ke dalam truk, salah seorang perwakilan warga yang ikut berangkat ke Istana Negara menghubungi Imanta Ginting, putra Karo yang bekerja sebagai Tenaga Ahli di Kantor Staf Presiden (KSP).

Imanta Ginting punya kekerabatan dengan salah satu perwakilan warga LMD tersebut. Dari silsilah kekeluargaan, Imanta merupakan keponakannya, dalam bahasa Karo disebut bebere atau bere-bere. Bebere adalah ikatan kekeluargaan yang diwarisi dari ibu.

“Setelah komunikasi dengan Imanta, kami mengirim foto surat jalan dan dokumentasi. Rencana kami warga desa disambut baik sama Imanta. ‘Berdoa kita ma. Mudah-mudahan diterima bapak Presiden’,” ujar Setia menirukan percakapan salah satu perwakilan warga LMD dengan Imanta kala itu.

Singkat cerita, Setia Sembiring bersama empat orang perwakilan warga LMD akhirnya berangkat membawa jeruk madu yang diangkut dengan truk ekspedisi asal Solo. Ratusan warga LMD terharu melepas keberangkatan itu dengan harapan aspirasi mereka dapat diterima oleh RI1.

“Sepanjang jalan, kami terus menghubungi Imanta Ginting. Kami terus kasi tahu posisi kami sudah sampai dimana,” ucap Setia.

Selama dua hari tiga malam perjalanan, mereka pun sampai di Palembang. Imanta Ginting saat itu menghubungi pamannya. “Jam 12 teng besok siang, kita harus sampai di depan istana ma,” kata Imanta. “Berarti ada peluang kita masuk istana bere?,” tanya pamannya. “99 persen kita masuk ma,” sahut Imanta.

Was-was saat Tes PCR Covid-19

Sempat merasa lega usai mendapat kabar baik dari Imanta Ginting soal bertemu dengan Presiden Jokowi, Setia Sembiring dkk rupanya sempat merasa was-was saat menjalani tes PCR saat menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Ya, saat itu berketepatan di masa Covid-19.

“Memang kami lega waktu sampai di Lampung, karena kami disambut kerabat kami di sana yang juga orang Karo. Ada Johan, Hendra, dan kawan-kawan yang lain. Tapi karena waktu itu masa Corona, kami sempat was-was. Kami takut kalau sempat di antara kami ada yang positif Corona,” kata Setia Sembiring.

Namun, kecemasan itu pun hilang ketika petugas menyatakan mereka semua negatif Covid-19 saat dilakukan tes swab dan tes PCR. “Kami tes PCR jam 8 pagi. Sedangkan jadwal bertemu bapak presiden jam 12 siang. Jika satu orang saja di antara kami saat itu positif Covid-19, kami semua sudah pasti pulang,” kenangnya.

Dapat Isu Diintai Preman

Usai melewati perjuangan yang berat, Setia Sembiring dkk bisa bernafas lega saat diterima Presiden Jokowi di komplek Istana Negara, tepatnya 6 Desember 2021. Takada rasa deg-degan, apalagi rasa was-was. Mereka cuma berharap, buah jeruk dan aspirasi jalan rusak desa mereka, dapat diterima Jokowi.

Ras was-was bahkan takut, justru masih membekas dibenak mereka saat sebelumnya mereka sempat mendapat isu diintai oleh preman. Meski tak merinci sumber isu itu berasal, namun mereka menyadari betul bahwa aksi bawa “oleh-oleh” jeruk ke Presiden Jokowi telah melangkahi bupati dan gubernur.

“Kami sadar, aksi kami ini telah melangkahi bupati dan gubernur. Karena kami langsung tembak ke bapak presiden. Aku sempat berpikir, dimanalah nanti kami matinya ini. Aku pun sempat bilang ke teman yang lain: bisa-bisa kita nanti ditabrak orang di tengah jalan ini,” ucapnya tersenyum.

Dicemaskan Istri

Setia Sembiring menjadi yang orang yang tertua dari lima perwakilan warga LMD yang datang ke Istana Negara. Saat itu, ia sudah berusia 72 tahun. Keinginannya untuk ikut berangkat dan bertemu Presiden Jokowi sempat dicemaskan sang istri karena statusnya yang sudah lanjut usia (lansia).

“Tapi waktu itu kuyakinkan saja bibik kam (istri) di rumah: ‘Adi mehuli si ban, pasti i sampati Tuhan’. Artinya: kalau yang terbaik kita lakukan, pasti akan dibantu oleh Tuhan. Makanya kurasakan, Tuhan tetap membantu kami hingga sampai di Istana Negara. Bayangkan saja, acara buka kunci masuk rumah baru anakku pun nggak bisa ku hadiri,” kata Setia.

Keyakinan penuh harapan itu pun akhirnya berbuah manis. Hanya menunggu beberapa jam, Presiden Jokowi menerima kedatangan mereka bersama 3 ton buah jeruk madu yang mereka bawa. Jokowi saat itu bahkan mengagumi hasil panen buah jeruk asal Tanah Karo yang begitu bagus.

Takhanya itu, Jokowi juga mengabulkan permohonan pembangunan akses jalan di LMD yang sudah sejak puluhan tahun didambakan oleh masyarakat setempat. Bahkan, Jokowi menyatakan telah memerintahkan pihak terkait untuk melakukan survei kerusakan jalan ke LMD untuk rencana perbaikan.

Bertemu Abetnego Tarigan

Di balik suksesnya pertemuan warga LMD dengan Presiden Jokowi, ternyata dilatari peran besar Deputi II KSP, Abetnego Tarigan. Dalam waktu yang terbilang singkat, Putra Karo tersebut telah berupaya memfasilitasi pertemuan anak kampungnya dengan Presiden Jokowi lewat berbagai akses.

Secara struktur di KSP, Imanta Ginting sebagai Tenaga Ahli merupakan bawahan Abetnego Tarigan yang menjabat sebagai Deputi II. Oleh Imanta, informasi kedatangan warga LMD dilaporkan kepada Abetnego. Dengan berbagai akses yang dimiliki, Abetnego berusaha menyampaikan informasi ini ke Presiden RI.

“Untuk masuk ke Istana Negara itu nggak mudah. Sangat ketat, pengamannya berlapis-lapis. Yang kami tahu jelas, Abetnego ada di dalam istana. Jadi kami berpikir informasi ini sudah disampaikan Imanta ke Abetnego. Nggak mungkin mereka yang sesama orang Karo di istana nggak punya kontak. Ternyata yang kami pikirkan benar,” ungkap Setia.

Usai bertemu dan mendapat hasil baik dari Presiden RI, Setia Sembiring dkk bertemu Abetnego Tarigan di ruang kerjanya. Dalam pertemuan itu, kelima perwakilan masyarakat LMD menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Abetnego atas perannya dalam memfasilitasi pertemuan mereka dengan Presiden RI.

“Lancarnya usaha kami mengantar jeruk ke bapak Jokowi adalah berkat dari pengaruh bapak Abetnego Tarigan, campur tangan bapak Abetnego Tarigan. Jalan kampung kami sudah bagus. Hasilnya sudah kami nikmati sekarang,” urai Setia Sembiring yang mengaku akan sabar menunggu kedatangan Abetnego malam itu.

Oleh karena itu, ia berharap kepada pemimpin-pemimpin yang akan datang agar memperhatikan Liang Melas Datas. “Kiranya perjuangan yang dilaksanakan oleh masyarakat LMD ini tidak berhenti begitu saja. Semoga Tuhan tetap memberkati pemimpin-pemimpin kami,” pungkasnya.***

Teks foto: Empat dari lima orang perwakilan warga Liang Melas Datas mengungkapkan peran Abetnego Tarigan yang memfasilitasi pertemuan mereka dengan Presiden Jokowi pada tahun 2021 silam. SUMUTBERITA.com/dok

banner 336x280

BERITA TERKAIT

BERITA REKOMENDASI