KARO, SUMUTBERITA.com – Calon bupati Karo nomor urut 1, Abetnego Panca Putra Tarigan selalu sukses melahirkan solusi dari setiap persoalan yang mendera masyarakat banyak. Kuncinya, Abetnego selalu terbiasa melakukan diskusi lebih dulu sebelum eksekusi.
Selain piawai berkomunikasi dengan pihak terkait, Abetnego adalah pendengar yang baik bagi si empu persoalan. Takheran, ia selalu berhasil menerima secara detail akar persoalan itu. Dibarengi pengetahuan yang mumpuni, Abetnego tahu persoalan itu akan dibawa kemana.
Ini sudah dirasakan petani dan pelaku usaha wortel Kabupaten Karo belum lama ini. Ditengah membludaknya produksi komoditi wortel di daerah itu, mereka terpaksa merugi akibat anjloknya harga wortel di pasaran. Petani menjerit, pemerintah daerah pun tak bertindak.
Ketua Asosiasi Petani dan Pelaku Usaha Holtikultura Kabupaten Karo, Liston S. Depari mengungkapkan, persoalan yang mendera petani dan pelaku usaha wortel di Karo, dilatari banyak faktor. Namun, satu hal yang memperburuk situasi yakni kebijakan pemerintah untuk membuka kembali kran impor wortel ke Indonesia.
“Waktu itu kebetulan saya masih berada di London, Inggris. Teman-teman dari Asosiasi Petani Wortel yang diketuai oleh seninaku, Terkelin Brahmana meminta agar situasi anjloknya harga wortel ini kami diskusikan agar solusinya dapat segera dicari,” ungkap Liston.
Dari diskusi yang digelar, pertama mereka sepakat untuk memperluas ruang lingkup wadah petani dan pelaku usaha itu. Dari Asosiasi Petani Wortel menjadi Asosiasi Petani dan Pelaku Usaha Holtikultura Kabupaten Karo. Liston dipercaya para koleganya untuk menjadi ketua umum asosiasi itu.
“Sebagai pemimpin, saya tentu harus berpikir bagaimana cara untuk mencari solusi atas persoalan wortel ini. Ini takbisa dibiarkan, karena sudah menyangkut banyak orang. Persoalan ni harus segera disampaikan ke tingkat pusat. Karena kebijakan impor ini diberlakukan dari atas,” urainya.
Dari sederet diskusi yang dilaksanakan, mencuat nama Abetnego Tarigan yang dinilai mampu memfasilitasi mereka ke tingkat pusat. Sebab, mereka meyakini Abetnego punya akses untuk membawa persoalan ini ke Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
“Kami akhirnya minta bantuan Abetnego Tarigan dan disambut sangat baik. Kami pun berdiskusi. Abetnego minta bantuan saya untuk memperkuat materi dan data keberatan petani atas kebijakan impor wortel. Saya pun minta teman-teman mempersiapkan persentasi, data, foto, dan video,” kenangnya.
Menindaklanjuti hal itu, kata Liston,
Abetnego kemudian mengarahkan pihak asosiasi datang ke Jakarta untuk beraudensi dengan Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Perekonomian serta Kementerian Perdagangan RI dan Kementerian Pertanian RI.
Setelah sepakat, Abetnego kemudian membuka komunikasi pihak asosiasi dengan Deputi III KSP dan dua kementerian tadi. Pihak asosiasi menyampaikan aspirasi petani untuk menolak kebijakan impor wortel ke Indonesia disertai dengan materi dan data yang lengkap.
“Alhamdulillah dan puji Tuhan. Dari hasil audiensi kami dengan Kantor Staf Presiden, Kementerian Perdagangan RI, dan Kementerian Pertanian RI, akhirnya akhirnya kebijakan impor wortel saat ini sudah ditutup. Semoga kebijakan impor ini ditutup secara permanen,” harapnya.
Kontrak Politik
Liston S. Depari mengungkapkan, peran Abetnego Tarigan membantu menutup kran impor wortel ke Indonesia, menjadi salah satu alasan mayoritas pelaku usaha wortel Karo menyatakan dukungan kepada Abetnego Tarigan dan Edy Suranta Bukit di Pilkada Karo 2024.
Belum lama ini, ribuan petani dan pelaku usaha wortel di Karo secara tegas mendeklarasikan dukungan terhadap Abetnego – Edy (ABDI). Dukungan ini ditandai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak politik dan ditandatangani kedua belah pihak.
Salah satu poin yang disepakati dalam kontrak politik ini berbunyi: memastikan pintu masuk impor untuk produk holtikultura unggulan (wortel, kol, kentang, dll) tetap ditutup.
“Sebagai ketua umum yang baru, saya bersama mayoritas anggota sepakat bahwa kita butuh pemimpin daerah yang mampu serta memiliki komunikasi yang baik dalam bernegosiasi dan memiliki jaringan ke pemerintah pusat. Itu ada di Abetnego Tarigan,” pungkas Liston yang juga menjabat Ketua Divisi Agrobisnis dan Pengembangan Pertanian DPP HMKI.
Keterangan foto: Abetnego Tarigan dan Edy Suranta Bukit menandatangani kontrak politik bersama Ketua Asosiasi Petani dan Pelaku Usaha Holtikultura Kab. Karo, Liston S. Depari disaksikan oleh tokoh masyarakat Karo, Barata Brahmana di Jambur Sinabung Milala Gori, Korpri, Berastagi. SUMUTBERITA.com/ist
PENULIS: RED