Dukung Abetnego-Edy di Pilkada Karo, Komunitas Berkuda: Kami Harus di Nomor SATU-kan

banner 468x60

KARO, SUMUTBERITA.com – Komunitas Berkuda Kabupaten Karo, Citra Stable berkomitmen mendukung dan memenangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Karo nomor urut 1, Abetnego Tarigan dan Pt. Edy Suranta Bukit pada Pilkada Karo 27 November 2024 mendatang.

Herianto Tarigan, salah satu anggota Komunitas Berkuda Karo Citra Stable mengungkapkan, keputusan pihaknya untuk mendeklarasikan dukungan kepada Abetnego-Edy (ABDI) didasari kepekaan Abetnego dalam menampung aspirasi dari komunitas tersebut.

banner 336x280
Abetnego Tarigan bersama sang istri, Maria Cristina Guerrero Br Sitepu menunggangi kuda mengitari Kota Berastagi sebelum pelaksanaan deklarasi dukungan Komunitas Berkuda Karo Citra Stable terhadap Abetnego-Edy. SUMUTBERITA.com/dok

“Sebenarnya kami belum berkomunikasi secara intens dengan Bapak Abetnego. Tapi setelah kami menyampaikan bahwa komunitas berkuda butuh perhatian, itulah sensitifnya bupati kita ini, kami langsung dikumpulkan dan diajak berdiskusi untuk mencari solusinya,” ungkap Herianto di markas Citra Stable, Desa Gongsol, Kec. Merdeka, Rabu (20/11/2024).

Dalam kesempatan ini, ia mengharapkan kepada Abetnego-Edy jika terpilih nantinya, agar sama-sama berjuang dengan mereka untuk membangun lapangan pacuan kuda di Karo. Hal ini dimaksudkan agar menambah gairah komunitas berkuda dan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Karo.

Abetnego Tarigan dan sang istri, Maria Cristina Guerrero Br Sitepu berfoto bersama anggota Komunitas Berkuda Kab. Karo Citra Stable usai pelaksanaan deklarasi dukungan terhadap Abetnego-Edy. SUMUTBERITA.com/dok

“Di sini jelas kami sampaikan Pak, kami tidak ingin di nomor dua-kan, apalagi di nomor tiga-kan. Kami harus di nomor SATU-kan. Kami komunitas berkuda saat ini ada hampir 500 orang. Tahun 2009, kami masuk rekor MURI dengan peserta 180-an. Itu belum turun semua ke jalan,” jelasnya.

Selain lapangan pacu, Herianto juga mengharapkan agar Abetnego-Edy dapat menjembatani mereka untuk mendapatkan pejantan atau indukan unggul kuda untuk mengembangkan kualitas kuda yang ada di Karo. Karena, kata dia, sejak zaman ‘tak enak’ mereka tak pernah mendapat pejantan kuda.

Menanggapi itu, Abetnego didampingi istri, Maria Cristina Guerrero Br Sitepu mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh komunitas berkuda. Ia merasa yakin bahwa dukungan komunitas kuda ini merupakan sesuatu yang penting dan bermakna. Ia berharap, dampak aktivitas ekonomi dari komunitas berkuda ini akan berpengaruh kedepan.

Abetnego juga mengungkap, Kabupaten Karo belum memiliki kerangka besar pariwisata. Untuk itu, ia telah memikirkan pariwisata Karo kedepannya harus punya master plan. Tujuannya, kata dia, supaya setiap aktor dan sektor di dalam pariwisata itu bisa ditempatkan sesuai tempatnya.

Nah, selama ini kita belum banyak menginvestasikan. Maksudnya, melakukan kajian, menyusun rencana dan gambaran. Jika terpilih, salah satunya saya harus mengumpulkan stakeholder pariwisata di Karo untuk bagaimana kita merumuskan desain besar pariwisata,” jelas Abetnego.

Terkait aspirasi komunitas berkuda untuk lapangan pacuan kuda, Abetnego menilai hal itu bukan menjadi perkara yang sulit untuk diwujudkan, selama lahan yang milik negara masih ada untuk digunakan. Menurutnya, selama mengikuti peraturan perundang-undangan, banyak skema yang dapat dilakukan dalam menggunakan tanah negara untuk kepentingan publik.

“Kita tahu kawasan hutan juga adalah tanah negara di dalamnya. Jadi kalau ada tanah negara diatas sana, daripada digarap orang nggak jelas gitu, mungkin kita perlu melihat apakah mungkin bisa diperuntukkan untuk membangun satu lapangan pacuan kuda ini,” tuturnya.

Sementara, terkait aspirasi komunitas berkuda soal pejantan atau indukan unggul kuda, Abetnego menyebut hal itu harus dilakukan dari hulu ke hilir. Hal ini dimaksudkan agar komunitas berkuda dapat melakukan keberlanjutan jika punya kesempatan untuk mendapatkan pejantan kuda nantinya.

“Kedua, kita harus pastikan SDM-nya di dalam. Jangan-jangan kalau nggak ditata, besok-besok nggak ada lagi orang mau ngurus kuda ini. Itu realita yang kita hadapi di banyak tempat. Sama dengan pertanian kita. Rata-rata umur petani kita itu sudah di atas 50 tahun. Kenapa anak muda nggak tertarik untuk menjadi petani?,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Abetnego menyatakan bahwa aspirasi Komunitas Berkuda Karo menjadi atensi penting. Menurutnya, hal ini mengkonfirmasi bahwa masyarakat punya harapan yang sama dengan Abetnego-Edy tentang perubahan Tanah Karo yang lebih baik.

“Kita punya harapan yang sama tentang satu keadaan Kabupaten Karo yang jauh lebih maju dari situasi yang kita hadapi saat ini. Jangan ragu, kita tetapkan memilih nomor satu di tanggal 27 November 2024 nanti. Ini menjadi tanggal kemenangan kita dan tanggal perubahan Kabupaten Karo,” pungkas Abetnego.

PENULIS: RED

banner 336x280

BERITA TERKAIT

BERITA REKOMENDASI