Kota Binjai Daerah Penyalur Terbesar Pekerja Ilegal, Menteri BP2MI Buka Suara

BINJAI, SUMUTBERITA.com – Kota Binjai menjadi daerah penyalur terbesar pekerja ilegal ke luar negeri. Sebagian besar dari mereka rata-rata bekerja sebagai admin judi online (judol). Bahkan setiap tahunnya, jumlah pekerja ilegal ini terus bertambah.

Menteri Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Abdul Kadir Karding dalam lawatannya ke Kota Binjai, Sabtu (26/4/2025), turut menyoroti fenomena anak muda asal Binjai yang rela meninggalkan tanah air bekerja sebagai admin judol di luar negeri.

“Jumlah terbesar adalah para pekerja yang berasal dari Kota Binjai ini,” ungkap Abdul usai mengunjungi tempat usaha makanan/jajanan berskala UMKM milik Eliza Hafni Nasution, 46 tahun, di Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai disadur dari mistar.id.

Ia mengungkap, mereka yang direkrut untuk bekerja sebagai operator judol di luar negeri paling banyak berasal dari Indonesia. “Maka saya menduga berarti pemainnya (penyalur) pekerja ilegal ke luar negeri di sini juga banyak,” beber Abdul lagi.

Untuk itu, ia meminta kerjasama dari seluruh pihak untuk membongkar seluruh jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Karena setiap tahunnya, kata dia, jumlah pekerja ilegal yang berangkat sebagai admin judol semakin banyak.

“Boleh bekerja ke luar negeri tapi melalui jalur yang resmi sesuai peraturan negara. Ini harus disosialisasikan. Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menjalankan patroli cyber. Karena yang terlibat dalam jaringan TPPO ini adalah orang-orang yang pintar dibidang IT,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa saat ini pihaknya sudah memiliki direktur di bidang cyber yang nantinya akan bertugas untuk menyisir seluruh informasi terkait tawaran promosi bekerja ke luar negeri baik secara ilegal yang berbahaya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemko Binjai, Hamdani Hasibuan menjelaskan bahwa dari sekian ratus pekerja ilegal di luar negeri yang berhasil dipulangkan, untuk warga Binjai ada 3 orang. “Tiga orang sudah berhasil dipulangkan,” kata Hamdani, Minggu (27/4/2025).

Terpisah, informasi diperoleh bahwa Polres Binjai sendiri sudah pernah menangkap seorang pelaku TPPO yang akan memberangkatkan belasan pekerja dari Indonesia ke Kamboja pada 2024 lalu. Pelakunya merupakan seorang IRT berinisial AT warga Pasar 5 China, Desa Tandam Hilir, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Seorang mantan pekerja judol asal Binjai yang meminta identitasnya dirahasiakan membagikan pengalamannya pernah bekerja di Kamboja. “Gaji pokoknya Rp8 juta per bulan, belum lagi bonus bisa sampai Rp10 juta. Ditambah uang makan minum sekitar Rp4 juta. Jadi kalau ditotal, bisa dapat sekitar Rp14 juta sebulan,” ujarnya, Rabu (16/4/2025).

Ia mengatakan, banyak anak muda tergoda karena dalam waktu singkat bisa membeli kendaraan, membangun rumah, hingga bergaya hidup mewah. Namun, dibalik itu semua, pekerjaan tersebut menyimpan risiko besar.

“Banyak yang enggak tahan. Kalau buat kesalahan, bisa disiksa. Banyak juga yang akhirnya kabur atau minta dipulangkan,” katanya.

Sebagai admin judol, para pekerja biasanya ditugaskan sebagai operator untuk melayani pemain baik dalam proses penarikan dana maupun saat memasang taruhan. Ada juga yang ditempatkan sebagai operator live chat.

EDITOR: RED