OLEH : IVAN SUAIDI | pembaca SUMUTBERITA.com
IAIN Sumatera Utara telah memainkan peran penting dalam kehidupan keagamaan dan pendidikan di Indonesia . Peran tersebut kemungkinan besar akan semakin penting pada masa mendatang untuk terus memperjuangkan IAIN menuju UIN Sumetara Utara.
IAIN Sumatera Utara secara resmi berdiri Sejak 19 November 1973 sampai tahun 2013 ini di Sumatera Utara . Sesuai dengan proses perjalanan waktu, IAIN Sumatera Utara sudah menjadi “makhluk” institusi pendidikan yang secara psikologis “terkesan” lebih dewasa dan “matang”. Perjalanan panjang yang sudah ditempuh IAIN Sumatera Utara selama ini, sudah lebih dari cukup untuk dijadikan proses pembelajaran (learning process) dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih baik. Semua “batu sandung” yang selama ini menjadi kendala, patut dijadikan pelajaran yang berharga untuk selalu dicarikan alternatif pemecahannya.
Lazimnya, usia 40 tahun merupakan tahapan final pematangan sikap mental bagi manusia pada umumnya. Sebagian pakar psikologi mengkatagorikan usia 40 tahunan adalah starting-point perubahan identitas, baik yang berorientasi progress (maju) maupun regress (mundur). Arti kata, di usia 40 tahunan, seseorang akan diverifikasi tingkat kedewasaannya dalam menentukan arah perjalanan hidupnya di masa depan. Sekedar ilustrasi, Nabi Muhammad SAW. pun dilantik menjadi Rasul oleh Allah SWT di saat usia 40 tahun, meskipun pada gilirannya hanya Allah sendiri yang mengetahui rahasia dibalik kematangan usia tersebut.
Kita ketahui bersama di abad ke-21 ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan besar berskala global. Sebagian besar tantangan itu muncul dari proses globalisasi yang terjadi sejak paruhan kedua abad ke-20 dan diperkirakan semakin intensif pada abad mendatang. Globalisasi tidak hanya mendorong terjadinya transformasi peradaban dunia melalui proses modernisasi, industrialisasi, dan revolusi informasi. Lebih dari itu juga akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam struktur kehidupan bangsa-bangsa dunia, termasuk Indonesia. Memasuki abad baru bangsa Indonesia diperkirakan akan mengalami perubahan-perubahan serba cepat dalam berbagai bidang kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun politik, maupun pendidikan.
Berkaitan dengan perubahan-perubahan itu, IAIN Sumatera Utara memang harus berani meneguhkan dirinya tidak semata-mata lembaga dakwah, tetapi lembaga akademis. IAIN Sumatera Utara harus mensosialisasikan kepada masyarakat luas bahwa harapan-harapan yang bersifat akademis harus mendapat porsi yang lebih besar daripada harapan-harapan yang bersifat sosial. Di samping itu, dari segi kurikulum IAIN Sumatera Utara juga harus berani melakukan restrukturisasi. Sebagai pusat keilmuan dan penelitian Islam, disiplin keagamaan selain lebih menekuni bidang-bidang kajian Islam, hendaknya juga mencakup penguasaan kerangka teori ilmu-ilmu umum.
Dengan mereorientasi diri sebagaimana disebutkan, IAIN Sumatera Utara dapat membuka berbagai profesi yang dibutuhkan masyarakat. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah lebih meneguhkan dirinya sebagai lembaga akademis. Bagi mahasiswa IAIN Sumatera Utara yang berminat menjadi “ulama”, dapat mengambil berbagai program studi khusus seperti program studi al-Qur’an, program studi Hadits, program studi Fiqih dan sebagainya. Bagi yang ingin menjadi “ilmuwan/saintis”, dapat mengambil program studi umum seperti psikologi, ekonomi, teknik, bahkan kedokteran sekalipun.
IAIN Sumatera Utara harus terus-menerus melakukan reorientasi diri agar tidak tertinggal dibandingkan dengan dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi lain. Jika berhenti melakukan reorientasi dan refleksi, maka IAIN Sumatera Utara hanya akan ditingggalkan oleh masyarakat Muslim, lebih dari itu perannya dalam ikut serta membangun kehidupan agama yang inklusif di Indonesia hanya menjadi cita-cita belaka.
Hal ini perlu dilakukan agar dalam perkembangannya IAIN Sumatera Utara tidak ketinggalan dibandingkan dengan perguruan tinggi lain, baik pada taraf lokal, regional maupun internasional.
IAIN Sumatera Utara Masa Depan
Untuk merespon hal di atas, ada beberapa langkah strategis yang harus ditempuh oleh IAIN Sumatera Utara sebagai perguruan tinggi plus (Islam), antara lain: Pertama, diperlukan motivasi dan kesungguhan dari seluruh civitas akademika IAIN Sumatera Utara untuk selalu siap merubah diri dan lebih-lebih siap untuk membuka diri dari segala koreksi oleh berbagai pihak.
Mungkin agak terlalu sederhana untuk dikatakan — ketertinggalan IAIN Sumatera Utara dari perguruan tinggi yang lain di masa lalu – salah satunya disebabkan kurang memaksimalkan “alat kontrol” (Senat dan sejenisnya) yang memberikan masukan tentang langkah-langkah strategis dalam memajukan intitusi pendidikan yang ideal. Lebih jelasnya, dalam membenahi IAIN Sumatera Utara di berbagai aspek diperlukan keterlibatan semua pihak yang berkompeten untuk memberikan kontribusi sesuai dengan bidang keahliannya. Tanpa hal ini, sulit mewujudkan sebuah lembaga pendidikan tinggi yang sesuai dengan harapan umat dan masyarakat Kalsel pada umumnya.
Kedua, pembenahan dan penguatan pada aspek kelembagaan. Artinya, IAIN Sumatera Utara sebagai institusi pendidikan tinggi, semaksimal mungkin membenahi dirinya terutama pada aspek manajemen, baik administrasi, keuangan, dan delegation of authority atau pembagian kerja yang proporsional dan profesional. Hal ini sesuai dengan prinsip manajemen modern yang selalu mengedepankan efektifitas dan efisiensi, selain kompetensi. Tidak kalah pentingnya, dalam penguatan kelembagaan juga ada semangat transparansi yang mesti dijunjung tinggi, apalagi dalam rangka pencitraan dan keteladanan yang positif terhadap masyarakat pada umumnya.
Ketiga, lebih mengedepankan dunia akademik dan memelihara tradisi intelektual. Sudah menjadi keharusan universal bagi lembaga perguruan tinggi termasuk IAIN Sumatera Utara untuk senantiasa menciptakan semangat intelektualitas yang tinggi dan terus-menerus, termasuk persyaratan utama dalam konteks kepemimpinan institusi. Sebab pada gilirannya “seleksi alam” atau sunnatullah yang akan memberikan pelajaran berharga bagi mereka yang konsisten maupun yang inkonsistensi, sebagai sebuah konsekuensi logis.
Akhirnya saya ingin mengucapkan sekaligus “Selamat Sukses Dies Natalis IAIN Sumatera Utara ke 40 tahun”. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan ‘jalan’-Nya agar menjadi kampus yang lebih baik dimasa mendatang untuk melangkah lebih maju menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara. Aamiin
Wallahu’alam
*Penulis adalah Mahasiswa IAIN SU Fak.Dakwah Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Semester 1