Kepala UPT Halal Bihalal Enam PSK Warga Binaan Panti Parawasa Kabur

banner 468x60

*3 Tertangkap 3 Lagi Masih Raib
LAPORAN : TIM -BERASTAGI

Sebanyak enam orang wanita warga binaan dari Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Pemerintah Sumatera Utara, diketahui kabur dari panti tempat mereka menjalani proses rehabilitasi di UPT Pelayanan Sosial Wanita Tuna Susila dan Tuna Laras Jalan Jamin Ginting Kuta Gadung Berastagi.

banner 336x280

Kaburnya para wanita yang sebelumnya berprofesi sebagai PSK tersebut diduga keras akibat kelalaian petugas jaga yang saat itu bertugas di tempat tersebut. Dari enam orang wanita tersebut tiga orang diantaranya berhasil diringkus kembali sedang sisanya masih dalam pencaharian. Jumat (24/8).

Informasi yang berhasil dihimpun menyebut, ke enam orang wanita tersebut belum lama menghuni panti yang juga dikenal sebagai “ Penjara “ bagi para pekerja sexs komersial. Mereka ditangkap petugas gabungan yang melaksanakan operasi pekat menjelang datangnya bulan suci Ramadhan lalu dari berbagai daerah di Sumut.

Keenam warga binaan tersebut diketahui berhasil kabur sekira jam 11.30 wib melalui pintu gerbang depan gedung panti. Menurut sumber yang layak dipercaya, petugas jaga baru tersentak dan mengetahui kaburnya para wanita tersebut setelah mendengar suara gaduh dari warga binaan lain yang bersorak sorai menyaksikan temannya kabur.

Sayangnya pihak UPT Pelayanan Sosial Wanita Tuna Susila Dan Tuna Laras terkesan berupaya menutup-nutupi peristiwa kaburnya penghuni panti tersebut, sehingga wartawan yang berusaha meliput kejadian itu tak berhasil mendapatkan nama maupun identitas lain dari keenam wanita itu. Ketika dikonfirmasi lewat pesan singkat, Drs.Halomoan Samosir selaku Kepala UPT enggan berkomentar banyak. Melalui SMS yang dilayangkan ke seluler kru Koran ini Dia menuliskan “  Saya lagi di Medan acara Halal bil Halal. Masalah komentar belum bisa saya berikan sebelum saya klarifikasi dulu pak. Trims “.

Sementara itu diwaktu hampir bersamaan ditempat itu, seorang wanita setengah baya bernama Siti Zuleha warga Jalan Binjai KM 13 Medan,  mengungkapkan rasa kecewanya terhadap perlakuan pihak panti terhadap putrinya yang menjadi penghuni ditempat itu.

Sebab menurut yang dituturkannya kepada wartawan, dirinya menerima pengaduan dari sang putri bahwa anaknya itu kerap mendapat perlakuan kekerasan berupa pukulan yang merupakan bentuk hukuman disiplin dari para petugas disana. Siti Zuleha juga mengeluhkan bahwa dirinya sudah berusaha memenuhi berbagai hal sebagai persyaratan agar anaknya dapat dilepas dari panti tersebut, namun tanpa alaan yang jelas hingga kini, putrinya yang sudah menghuni panti tersebut selama sebulan lebih tak kunjung dilepas.

Padahal menurut Siti, dirinya tahu bahwa banyak penghuni lainnya yang dilepas setelah memenuhi beberapa persyaratan.

“Kalau harus bayar tiga hingga empat juta manalah aku sanggup, aku hanya seorang pembantu  “ ujarnya sedih.

banner 336x280