KARO, SUMUTBERITA.com – Kami merasa dibuat kayak anak tiri sama pemerintah. Setelah losd jahe-jahe ini terbakar tahun 2020 lalu, kami pedagang yang dulu berjualan di sini merasa sangat kesulitan. Kami kesulitan cari tempat. TPS ini kan baru dibangun pertengahan 2023.
Demikian penuturan Jora Sinukaban (54) salah satu pedagang korban kebakaran pasar tradisional losd jahe-jahe Berastagi saat mencurahkan aspirasinya kepada Deputi II Kantor Staf Presiden, Abetnego Panca Putra Tarigan di kawasan Pusat Pasar Berastagi, Rabu (9/10/2024).
Ia mengungkap, sejak terbakar, sekitar 500-an pedagang di pasar tradisional Berastagi terpaksa mendirikan lapak berjualan secara terpencar di beberapa tempat di kawasan Pusat Pasar Berastagi. Kondisi ini menjadikan pasar Berastagi menjadi pasar tumpah yang menambah kesemrawuran tata kota.
“Seperti pak Abetnego lihat, banyak pedagang yang mendirikan lapak berjualan di badan jalan. Padahal di situ banyak kios pupuk, kios pedagang makanan, dan tempat ngetem angkutan umum desa. Orang mau lewatpun sudah sulit sekali,” keluh Jora saat bersemuka dengan Abetnego.
Carut marut persoalan Pusat Pasar Berastagi, ungkap Jora, sudah sejak lama dan hingga kini belum teratasi pemerintah. Ia mengungkap, kehadiran Abetnego untuk mendengar langsung aspirasi pedagang, menjadi harapan baru bagi mereka untuk menatap pasar Berastagi yang tertata dengan baik nantinya.
Secara luas, ia juga mengemukakan bahwa kota Berastagi yang masuk dalam pencanangan Visit Indonesia Year tahun 1991 silam, hingga kini kondisinya masih memprihatinkan sebagai daerah tujuan wisata. Ia berharap, di tangan Abetnego, Berastagi mendapat perbaikan hingga menjadi kebanggaan orang Karo.
Merespon itu, Abetnego menegaskan komitmen untuk mengakhiri situasi buruk di kota Berastagi. Ia meminta pedagang tetap bersemangat dalam membuat perubahan. Dengan komunikasi secara langsung dengan pedagang, ia meyakini akan jauh memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan di pemerintahan nantinya.
“Saya sebagai calon tentu mengharapkan dukungan dan pilihan dari pedagang pasar dan seluruh yang bekerja di sini. Ini bisa dicatat dan direkam oleh banyak orang. Sekarang yang pasti, bagaimana kita mengupayakan agar pusat-pusat ekonomi masyarakat itu bisa dipulihkan lagi kembali,” pungkasnya.
Ia mengungkap, salah satu petinggi secara terbuka pernah menyampaikan bahwa salah satu kawasan pasar terjorok adalah di Berastagi. Ini tentu menjadi hal yang memalukan bagi dirinya sebagai putra daerah Karo.
“Petinggi itu bilang, dari banyak tempat yang saya jalani, salah satu yang saya temukan terjorok itu adalah di Berastagi. Ini menjadi pemicu semangat kita untuk memprioritaskan pasar ini. Apalagi kita tau ada ribuan warga yang hidup di sini, baik pedagang maupun pekerja. Mereka harus diberi tempat yang layak,” pungkas Abetnego.
Teks foto: Abetnego Tarigan menerima aspirasi pedagang pasar tradisional losd jahe-jahe yang sudah sejak lama tidak mendapat perhatian dari pemerintah. SUMUTBERITA.com/dok
PENULIS: RED