Lestarikan Tradisi Kerja Tahun di Karo, Desa Sirumbia Gelar Gendang Guro-guro Aron

banner 468x60
Masyarakat Desa Sirumbia saat menggelar rapat persiapan kerja tahun di Losd Desa Sirumbia, Rabu (13/9/2017). SUMBER/pardi simalango

TANAH KARO – SUMBER

Kerja tahun (pesta tahunan) merupakan sebuah tradisi perayaan di Kabupaten Karo. Di masa lampau, pesta ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun, biasanya setelah acara menanam padi di sawah selesai.

banner 336x280

Digelarnya acara ini sebagai bagian dari ucapan syukur kepada sang Pencipta karena kegiatan menanam padi telah selesai serta memohon agar tanaman padi tersebut diberkati, sehingga bebas dari hama dan menghasilkan panen yang berlimpah.

Biasanya, setiap acara kerja tahun, dimeriahkan dengan Gendang Guro-guro Aron yaitu acara tari tradisional Karo yang melibatkan pasangan muda-mudi. Nah, acara yang sama akan turut digelar serentak oleh desa-desa di Kecamatan Simpang Empat, salah satunya Desa Sirumbia.

Pelaksanaan pesta tahunan di desa ini jatuh pada tanggal 4 – 5 Oktober setiap tahunnya dan biasanya akan berlangsung meriah. Wajar saja, letak desa berjumlah penduduk 156 Kepala Keluarga (KK) ini sangatlah strategis.

Dimana, desa ini berada di tengah-tengah dengan diapit dan dikelilingi beberapa desa diantaranya, Desa Beganding, Desa Nangbelawan, Desa Lingga (Kecamatan Simpang Empat) dan Desa Kandibata (Kecamatan Kabanjahe).

Ya, untuk menyambut pelaksanaan pesta tahunan tersebut, masyarakat Desa Sirumbia bersama kepala desa, BPD, perangkat desa dan Karang Taruna Desa Sirumbia telah menggelar rapat persiapan untuk pembentukan panitia di Losd (jambur) Desa Sirumbia, Rabu (13/9/2017).

Setelah melalui runggu (musyawarah) yang cukup alot, maka dalam rapat malam itu terpilihlah susunan panitia Kerja Tahun Gendang Guro-guro Aron Desa Sirumbia diantaranya, Ketua : Dani Sinulingga, Sekretaris : Pelita Monald Ginting S.Pd dan Bendahara : Nora br Surbakti.

Budaya gotong-royong dan saling bahu membahu juga tergambar dalam rapat ini. Dimana untuk membantu penyelenggaraan pesta ini, masyarakat sepakat untuk memberikan sumbangan secara sukarela dengan nominal Rp 30 ribu/KK.

Lestari br Ginting dan Nalsal br Surbakti warga desa setempat mengaku sangat senang atas rencana pelaksanaan pesta tahunan ini. “Sumbangan itu pastinya ikhlas, soalnya ini ‘kan sekali setahun. Kalau pesta ini tidak ada, pasti desa kita akan terasa sepi,” ujar mereka.

Basingan Ginting, selaku tokoh adat di Desa Sirumbia menuturkan pandangannya terhadap pesta tahunan di masa kini dan zaman dahulu yang sudah jauh berbeda. Dulu, kata dia, jika jadwal kerja tahun sudah ditentukan, masyarakat akan membuat cimpa dan diletakkan di sudut-sudut ladang padi yang hendak panen.

Cimpa adalah makanan yang dibuat dari beras ketan merah atau putih. Didalam beras ketan merah, dimasukkan gula merah atau gula aren yang telah dicampur dengan kelapa parut. Cimpa biasanya dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus. Makanan khas ini sangat penting bagi orang Karo.

“Untuk saat ini, makna yang paling penting dari kerja tahun bagi saya adalah moment untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat dari jauh maupun dari dekat. Moment ini bertujuan untuk melaksanakan silaturahmi dan melepas rindu serta untuk mempererat ikatan batin,” jelas Basingan.

Sementara, Kepala Desa Sirumbia Arijona Sitepu mengharapkan agar kerja tahun ini dapat berjalan lancar sesuai harapan. Ia juga menekankan kepada para muda-mudi desa agar tidak lagi melakukan pengutipan untuk pengumpulan dana di jalan raya yang dapat mengganggu aktivitas lalu lintas.

“Terima kasih kepada masyarakat Desa Sirumbia atas dukungan dan kerja samanya dalam menyambut kerja tahun ini. Dengan pelaksanaan kerja tahun ini, semoga hubungan kekerabatan masyarakat dapat terjalin lebih erat lagi,” harap Arijona.

  • PARDI SIMALANGO
banner 336x280