*Sempat Bermanja-manja di Pelukan Istri dan Sholat Taraweh
LAPORAN : MONANG – PANCUR BATU
Tewasnya Zulfan Surbakti alias Upeng (53) warga Desa Lama Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang setelah ditembak OTK Selasa malam sekira jam 19.00 wib masih menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat khusunya warga Pancur Batu.
Dimana, hingga kini pihak kepolisian Polsek Pancur Batu dan Polresta Medan belum bisa menyimpulkan motif pembunuhan terhadap mantan Ketua KONI Kecamatan Pancur Batu itu.
Bahkan informasi berkembang, pelaku yang disebut warga sekitar mengendarai mobil Toyota Avanza jauh berbeda dengan keterangan Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Yoris yang mengatakan pelaku mengendarai becak bermotor (betor).
Namun, kuatnya dugaan pelaku mengendarai mobil Avanza setelah adanya keterangan salah seorang rekan korban, Halomoan Naibaho (54) warga Padang Bulan yang tiba di Polsek Pancur Batu beberapa jam pasca kejadian.
“Aksi yang dijalankan pelaku cukup cepat, setelah berpapasan muncung pistol langsung diarahkan ke kepala korban yang langsung ditembus peluru.
Setelah peluru bersarang di kepalanya, pelaku langsung tancap gas kea rah Medan,” ucap Halomoan kepada Polisi di ruang juru periksa Polsek Pancur Batu.
Dikatakan, Halomoan yang juga menjabat Sekretaris Camat (Sekcam) Sibolangit itu, sebelumnya dirinya dan korban bersama seorang rekannya baru saja pulang dari rumah salah seorang Kepala Dinas PU untuk keperluan sesuatu hal sambil berbuka puasa bersama.
Bahkan, selama perjalanan tidak ada tanda-tanda orang yang membuntuti mobil kami. Beliau (korban) juga sempat melaksanakan sholat taraweh di salah satu Masjid Jalan Jamin Ginting persis di depan Restoran Kenanga Simpang Adam Malik Medan. Usai sholat yang selanjutnya melanjutkan perjalan menuju pulang, tiba-tiba dari arah berlawanan dating mobil Toyota jenis Avanza warna hitam yang belum diketahui nopolnya mengarah ke kanan jalan. Spontan, muncung pistol langsung mengarah ke posisi supir yang saat kejadian mobil jenis Blazer warna Silver BM 1128 LV dikemudikan korban dan terdengar suara dentuman keras. Korban pun tampak sempoyongan dan dari sekitar pelipis matanya keluar darah segar hingga akhirnya mobil lepas kendali dan langsung menabrak warung dan mobil yang terparkir di sekitar lokasi kejadian, ucap Halomoan.
Setelah mobil berhenti melaju akibat menabrak bak mobil Colt Diesel, barulah Halomoan sadar kalau kepala rekannya telah ditembus peluru. Bahkan, seorang rekannya, Herman Naibaho (47) warga Desa Baru Kecamatan Pancur Batu yang duduk persis di belakang supir tampak meringis kesakitan akibat luka berat yang dialami terkena serpihan peluru dan kaca mobil milik Ketua Karang Taruna Deli Serdang yang baru dilantik itu, jelas Halomoan.
Usai menjalani pemeriksaan di Polsek Pancur Batu, Halomoan dibawa petugas ke Polresta Medan untuk diminta keterangannya sebagai saksi.
Kapolsek Pancur Batu, Kompol Darwin Sitepu SH saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (25/7) membenarkan pemeriksaan terhadap rekan korban saat kejadian yang dijadikan sebagai saksi.
Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap Halomoan Naibaho yang merupakan Sekcam Sibolangit sebagai saksi tewasnya Zulfan Surbakti.
Hal tersebut karena saat peristiwa penembakan terjadi, saksi Halomoan merupakan teman korban yang berada di dalam satu mobil Opel Blazer yang dikendarai korban dan melihat peristiwa.
Saat peritiwa terjadi ada tiga orang di dalam mobil, diantaranya saksi Halomoan, Herman Naibaho dan korban sendiri, kata Darwin.
Untuk sementara waktu, kata perwira melati satu emas di pundaknya itu, Herman Naibaho sedang menjalani perawatan di RSUP H Adam Malik Medan akibat menderita luka tembak di sekitar leher sehingga belum dapat memberi keterangan secara jelas kepada penyidik.
Dikatakan Darwin, hingga saat ini petugas Polsek Pancur Batu bersama tim Polresta Medan sedang berupaya mengungkap kasus penembakan tersebut dengan menyebar seluruh petugas ke beberapa titik yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku.
Untuk tahap awal petugas telah mengumpulkan beberapa indikasi yang mengarah kepada pengungkapan pelaku maupun otak pelaku pembunuhan yang diduga bermotif dendam dan telah direncankan sehingga hanya menunggu pembuktian berdasarkan fakta-fakta sesuai hukum.
Korban bersama temannya ditembak di Jalan Jamin Ginting Km 15,5, Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu sekitar pukul 19.00 wib usai berbuka puasa di rumah kerabatnya di sekitar wilayah Tanjung Gusta, ucap Darwin.
Menurut saksi, kata Darwin, kedua korban ditembak dua kali diduga dengan senjata api laras pendek setelah mobilnya didekati oleh kenderaan pelaku jenis Avanza berwarna gelap.
Petugas saat ini telah mengamankan proyektil peluru yang digunakan pelaku dengan ukuran kaliber di atas peluru yang digunakan senjata jenis revolver dan masih dalam penyidikan.
Untuk mengungkap kasus tersebut tidak tertutup kemungkinan jumlah saksi akan terus bertambah, beber Darwin.
Terpisah, Camat Sibolangit, Drs Tuah Malem Tarigan ketika dikonfirmasi wartawan seputar keterlibatan Sekcam Halomoan Naibaho sebagai saksi dalam kasus tersebut membenarkannya.
Menurutnya, keberadaan Halomoan bersama Upeng saat tertembak tidak dalam urusan dinas tetapi dalam urusan pribadi, Terkait hal tersebut pihaknya telah melaporkan kepada atasannya.
Sementara itu, di rumah duka terlihat suasana haru yang mendalam. Ratusan pelayat diantaranya tokoh pemuda Sumatera Utara dan tokoh masyarakat di Kecamatan tersebut diselimuti suasana haru bersama keluarga korban.
Sejumlah keluarga, kerabat dan pengurus Karang Taruna setempat meminta pihak kepolisian harus mengungkap kasus tersebut secara tuntas sehingga hal tersebut dapat diproses secara hukum.
Bermanja-manja di Pelukan Istri
Sebelum tewas ditembak, bapak yang dikarunia dua anak laki-laki ini telah dilarang pergi oleh Masita yang merupakan istri tercintanya. “Ngapain lagi lah kam pergi pa, kita juga kan mau buka puasa bersamanya,” kata Masita kepada korban yang saat itu duduk di pelukan istri sambil menyandarkan kepalanya di dada istrinya.
Sikap yang ditunjukkan Ketua SPSI Kecamatan Pancur Batu itu tidak seperti biasanya. Dimana, diakui warga sekitar dan istrinya sikap bermanja-manja korban dan mengelus kepala di dada tidak pernah dilakukannya. Saat itu dia memang bersikap lain, sikap manjanya berlebihan dan tata bahasanya ke saya dan warga sekitar sangat sopan dan ramah, jelas Masita.
Usai bermanja ria, korban dan dua rekannya pun berangkat menuju kota Medan yang selang beberapa jam didapati kabar kalau mantan narapidana ini telah tewas ditembak OTK.
Ramah Berlebihan Dalam Sebulan Terakhir
Firasat untuk pergi selama-lamanya menghadap sang kuasa sudah mulai diperlihatkan Zufan Surbakti alias Upeng dalam sebulan terakhir.
Dimana, korban yang selama ini dikenal sebagai pimpinan salah satu OKP dan kerap terlibat perselisihan juga pertikaian itu menunjukkan sifat dan prilaku yang tidak seperti biasanya. “Dia (korban) memang jauh berbeda dari sebelumnya. Saat akan bepergian dari rumah sebulan belakangan ini selalu membuka kaca mobilnya. Hampir seluruh warga yang dilewatinya disapa dengan ramah dan sopan. Saya aja sering diajak bercanda akhir-akhir ini,” ucap W Beru Karo (39) warga sekitar kediaman korban saat disambangi kru koran ini.
Dikatakannya, sikap ramah yang berlebihan sempat membuat kaget warga sekitar kediaman almarhum. Terlebih korban yang sudah lama tidak dilihat karena menjalani hukuman di Rutan Tanjung Gusta itu menunjukkan sifat yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dulunya orang-orang khususnya di Kecamatan Pancur Batu dan Kutalimbaru banyak yang enggan menegurnya bila berpapasan atau ketemu di suatu tempat. Dimana, korban yang selama ini menjabat sebagai Ketua salah satu OKP dan hidup di dunia pasaran membuat banyak orang sungkan untuk bercengkrama dengannya, jelas wanita berperawakan kurus ini.
Namun, lanjut ibu satu anak ini, kematian ayah dua anak itu membuat sejumlah warga disini banyak yang terharu. Dimana, tokoh pemuda Deli Serdang itu juga banyak membantu warga yang membutuhkan pertolongan seperti memberi lokasi dagangan dan lainnya.
“Bapak itu cukup baik, apalagi dia dikenal banyak membantu kalangan kurang mampu. Lihat saja banyak warga disini yang dibuatnya menjadi anak angkat bahkan seperti saudara kandungnya. Dia tidak mau memilah-milah siapa dan apapun kriterianya asalkan kita baik,” kata Beru Karo yang mengaku sudah menjadi anak angkat korban.
Herman Akan Menjalani Operasi
Sementara, Herman Naibaho (47) didampingi istri saat ditemui wartawan di RSUP H Adam Malik Medan masih tampak lemah dan diduga trauma atas kejadian tersebut. Herman yang hanya melirik ke kiri dan kanan bagi setiap orang yang mendekat membuat istrinya enggan berkomentar. Tidak banyak bahasa yang dilontarkan istri warga Desa Baru Pancur Batu itu. Kesehatannya masih belum ada perubahan, rencananya hari ini dia di operasi akibat serpihan peluru dan kaca yang tembus ke tenggorokannya kata dokter yang menanganinya.
Kita lihat lah nanti mudah-mudahan cepat membaik, ucap wanita paruh baya ini tanpa mau menyebut namanya.
Tim medis RSUP H Adam Malik Medan juga mengatakan hal yang sama. “Korban akan segera dioperasi bila kondisinya sudah mengizinkan dan layak dilakukan operasi. Melihat kondisi korban yang cukup parah kita harus teliti menangani penyakitnya,” jelas pria bekulit hitam manis ini.