Murid Taman Pendidikan Alquran Disodomi Kakak Kelas

banner 468x60

KISARAN-SUMBER

Bocah 5 tahun berinisial AWP alias AL penduduk Jalan Maria Ulfa Santoso Kelurahan Mutiara Kisaran, Asahan mengaku disodomi oleh dua kakak kelasnya di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al Kadri yang berada tak jauh dari rumahnya, Kamis (2/10/2014) kemarin.

banner 336x280
Tersangka sodomi usai dimintai keteranga oleh penyidik PPA.   SUMUT BERITA | IBNU PILLIANG
Tersangka sodomi usai dimintai keteranga oleh penyidik PPA.   SUMUT BERITA | IBNU PILLIANG

Informasi yang diperoleh di Polres Asahan, AWP mendatangi Mapolres Asahan untuk melaporkan dua abang kelasnya masing-masing Gus (8) siswa kelas 2 SD dan Mat (11) siswa kelas 4 SD yang telah tega menyodomi dirinya, Sabtu (4/10) kemarin bersama kedua orang tuanya Zal (35) dan Lia (32). Hal ini sesuai dengan bukti laporan LP/1039/X/014/SU/Res Ash yang diterima oleh Kanit I SPKT Aiptu Fajar Setiawan.

Setelah membuat pengaduan pada hari Sabtu keeseokan harinya, Minggu (5/10) sekira pukul 13.30 Wib, korban bersama orang tuanya kembali mendatangi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Asahan untuk dimintai keteranggannya oleh penyidik UPPA Satreskrim Polres Asahan Brigadir Dody Franky M.

Sebelum memasuki ruangan UPPA untuk memberikan keterangan, ayah korban mengakui kejadian yang dialami putranya terjadi pada Kamis (2/10) sekira pukul 17.00 Wib, saat itu korban bersama teman-temannya sesama murid TPA Al Kadri bermain-main saat jam istirahat. Asyik bermain korban saat itu merasa haus dan langsung menuju ruang kelasnya untuk mengambil botol air minum yang dibawanya, sesampainya diruang kelas, korban diikuti oleh 2 Gus dan Mat yang langsung mendekati korban. Tidak lama Mat yang usianya jauh lebih tua menyuruh Gus untuk membuka celana korban dan memasukkan jarinya ke dalam lubang anus korban. Melihat korban ketakutan dan tidak memberikan perlawanan Mat ikut memasukkan jarinya kedalam anus korban sebanyak 3 kali.

Entah setan mana yang merasuki bocah ingusan ini, kedua pelaku menurunkan celananya dan langsung memasukkan kemaluannya ke lubang anus korban. Merasa sakit korban lantas berlari menuju kamar mandi sekolahnya sambil menangis dan meninggalkan kedua pelaku.

Malamnya, korban sempat memberitahukan kepada uwaknya, bahwasanya sore tadi dirinya mengalami pendarahan pada lubang anusnya ketika buang air besar.

“Wak, tadi waktu buang air besar keluar darah” ujar korban ditirukan ayahnya, namun saat ini uwak korban tidak menanggapi apa yang disampaikan korban. Tidak lama ibu korban pulang dan tanpa sengaja menyentuh bagian belakang korban, saat itu korban kesakitan, melihat anaknya kesakitan korban lantas ditanyai “kenapa koq kayak kesakitan gitu kau nak” tanya ibu korban.

Awalnya korban tidak mau menceritakan kejadian yang merimpanya kepada ibunya, setelah dibujuk akhirnya korban menceritakan kejadian yang dialaminya di sekolah. “Awak di gitui (Sodomi – Red) sama si Gus dan si Mat, anus awak sampai berdarah mak” ujar ayah korban menirukan ucapan anaknya.

Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, korban lantas dibawa ke RSU HAMS Kisaran malam itu juga dan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ada luka berwarna merah pada lubang anus korban, merasa tidak percaya, zal bersama istrinya langsung menemui Ketua Yayasan tempat anaknya belajar dengan tujuan untuk menanyakan alamat kedua pelaku, namun saat itu Ketua yayasan tidak memberikan alamat kedua pelaku dengan alasan yang tidak jelas.

“Besoklah saya tanyai dulu orang itu ya” dalih Ketua Yayasan Hj. Masjidah Lubis kepada orang tua korban.

Karena kecewa, keesokan harinya, Jumat (3/10) kembali orang tua korban mendatangi sekolah tempat anaknya belajar untuk menemui kedua pelaku, namun lagi-lagi kedua orang tua korban kembali kecewa, karena kedua pelaku tidak masuk sekolah, dan ketika ditanya kepada Ketua Yayasan, Hj. Masjidah menyebutkan “maunya gak usah di visum dulu, habis lebaran haji saja datang lagi nanti kita tanyakan kejelasanya” ujar Masjidah ditirukan ayah korban. Karena merasa tidak puas dengan apa yang disampaikan Ketua Yayasan akhirnya orang tua korban melaporkan kejadian yang dialami putranya ke pihak Polres Asahan.

“Mau bagaimana lagi bang, saya sudah baik-baik bertanya dimana alamat pelaku, tapi saya lihat Ketua Yayasan nggak mau memberi tahu, malah macam mau diputar balinya fakta yang ada bang” ujar orang tua korban ketika ditemui di Mapolres Asahan.

Terpisah Pemilik Yayasan TK dan TPA Al Kadri, Hj. Masjidah Lubis ketika dikonfirmasi melalui hubungan seluler, Minggu (5/10/2014) sekira pukul 15.10 Wib membantah kejadian yang dialami korban.

“Nggak ada itu, waktu itu kan anak-anak lagi main perosotan, namanya juga anak-anak mungkin tarik-tarikan atau dorong-dorongan, jadi ada luka, maunya jangan asal nuduhlah, kasihan orang itu kalau nggak benar” kilahnya dari ujung telephone sembari mengatakan semua guru berada dalam kelasnya masing-masing saat itu. Namun ketika ditanya mengapa tidak ada guru yang mengawasi kegiatan bermain anak-anak, Ketua Yayasan ini pun berpaling dengan alasan hendak mengambil daging kurban dan langsung memutuskan pembicaraan.

Sementara itu korban AL ketika ditemui, Senin (6/10/2014) membenarkan kejadian yang dialaminya terjadi diruang kelasnya. “Saat itu nggak ada orang dikelas Om, si Gus sama Mat yang gituin saya sampai berdarah Om” ujarnya polos.

Sementara itu Penyidik UPPA Polres Asahan yang menangani kasus ini, Bripka Dody Frangki M ketika ditemui untuk dimintai keterangannya setelah melakukan pemeriksaan kepada korban dan salah seorang pelaku menyarankan untuk menanyakan langsung kepada Kasat Reskrim AKP Dian Indra Prabudi. “Besok ajalah tanyakan langsung sama Kasat ya, Ok” ujarnya singkat sembari memasuki ruangan UPPA.   (SB 47)  

banner 336x280