LAPORAN : JOHN GINTING – TANAH KARO
Dianiaya dengan tonjokan bertubi-tubi dan diancam tusuk dengan mengunakan Pisau terhadap Pidel Sibuea (19) bermukim di Desa Beganding, Kec Simpang Empat, Karo. Korban merasa nyawa serta tak menjamin keselamatannya terancam sehingga melaporkan aksi bringas maupun brutal pelaku yakni,Bakwan Sembiring (40) warga Desa Sirumbia, ke Polsek Simpang Empat dengan nomor bukti Laporan: No.STPL/397/V/SIMPANG EMPAT di terima Ka.SPK “A” Aiptu J Sinambela tertanggal 22 Mei 2013.
Berikut penuturan korban kepada SUMUTBERITA.com, Jum’at (31/5) dikediamannya, menuturkan bahwa sekitar dua minggu lalu tepatnya Jumat (17/5) dirinya menghadiri acara resepsi pernikahan ala budaya karo (Nganting Manuk-red) di Balai Desa Sirumbia Kec Simpang Empat.Kebiasaan budaya karo, acara nganting manuk diiringi gendang keyboard untuk menghangatkan situasi prosesi adat yang dihadiri keluarga kedua mempelai, para tokoh adat, tidak ketinggalan Muda/i Karang Taruna Desa.
Lanjut diutarakan korban, Tiba saatnya untuk giliran Muda/i karang taruna mempersembahkan lagu bagi kedua mempelai, Pidel pun melantumkan lagu kesayangannya dengan posisi duduk di Jambur (Balai) didampingi rekan Muda/i lainnya. Usai menyanyikan lagu, tepatnya pukul 00.30 Wib dinihari, Pidel yang berposisi duduk santai dengan rekan muda/i tiba-tiba dihujani tonjokan oleh pria paruh baya bernama Bakwan Sembiring tanpa ada alasan.
Pelaku merasa belum puas dengan tonjokan dan mencabut sebilah pisau dari pinggangnya dan langsung mengayunkan ke arah wajah korban, sembari berkata “kubunuh kau”. Namun aksi lanjutan kebringasan tersangka untuk menusuk korban digagalkan oleh sejumlah muda/i merupakan rekan korban dengan cara menangkap tangan pelaku.
“Untung saja kawan-kawan menahan ayunan tangannya yang saat memegang pisau bang, kalau tidak saya sudah mungkin mati. Saya pun heran atas perlakuan bapak itu, kalau memang ada kesalahan saya, silahkan saja dia tegur langsung agar saya merubah sikap. Tapi kalau tindakan seperti itu kan sudah kelewat, makanya saya membuat pengaduan resmi. Karena saya takut masih berulang tindakan dia,” Ujar Pidel.
Sementara itu, Sarinem Br Ginting (45) selaku ibu kandung Pidel, saat diwawancarai sejumlah wartawan di lewat telepon selulernya, Jumat (31/5), mengatakan bahwa sebelum anak kandungnya membuat pengaduan, sudah ada pihak keluarga tersangka yang datang kerumahnya untuk menempuh jalur perdamaian secara kekeluargaan.
Namun rencana itu gagal, karena sang tersangka masih menunjukkan sikap arogannya.”Berapa rupanya biaya perdamaian, cukup tiga ratus ribu? Atau dua ratus ribu saja? Biar kukasikan sekarang,” ujar Sarinem menirukan suara Bakwan Sembiring. Sarinem Juga mengatakan, usai peristiwa tersangka juga melempar rumahnya pakai batu.
Sarinem juga melontarkan kekesalannya, karena sudah hampir dua minggu pihak kepolisian belum berhasil menangkap tersangka. Padahal tersangka masih tampak berkeliaran diseputaran kecamatan simpang empat. “Para saksi sudah hadir dan sudah diperiksa pada Senin kemarin di Mapolsek, tapi Polisi belum juga menangkap tersangka. Kami jadinya resah bakal terjadi aksi kebringasaanya kembali,”ujar Ibu kandung Pidel.
AKP Irianto selaku Kapolsek Simpang Empat saat dikonfirmasi wartawan terkait lambannya tindakan penangkapan tersangka, lewat telepon selulernya melalui pesan singkat, perwira pangkat tiga balok emas yang baru menjabat Kapolsek ini tidak membalas. Namun sebelumnya Kanit Reskrim Aiptu Petrus Ginting berjanji akan segera menindak lanjuti pengaduan korban. Bahkan Kanit sempat memberi keterangan bahwa pasal yang dipersangkakan terhadap tersangka kemungkinan bisa berlapis.
Sementara itu sejumlah sumber wartawan di Kec Simpang Empat, Jumat (31/5) memberikan pernyataan-pernyataan miring. AKP Irianto selaku Kapolsek disebut sebut telah ada kongkalikong dengan tersangka. “Terkait lambannya penangkapan tersangka, sudah ada semua jawabannya bang, kalian pun para wartawan sudah pahamnya. Satu hari pasca pengaduan itu, langsung tercium aroma khas di kec simpang empat ini,” ujar sumber mengaku merga Surbakti.