TANAH KARO – SUMBER
Petarung juara kelas Straw One Pride Mixed Martial Arts (MMA), Brando Mamana Simanjorang menyapa para penggemarnya di Kota Kabanjahe dan Berastagi, Jumat (19/5/2017).
Ia tiba di kampung halamannya bersama pihak manajemen, setelah secara fenomenal meraih sabuk juara dalam tempo 15 detik di partai final usai menumbangkan lawannya, Adi Paryanto di Mahaka Square Jakarta pada tanggal 13 Mei 2017 lalu.
Berdasarkan amatan SUMUT BERITA, Brando Mamana disambut meriah oleh masyarakat Karo. Ia diarak berkeliling Kota Kabanjahe dan Berastagi dengan iring – iringan kendaraan, sebagai perayaan kemenangan yang telah diraih.
Sebelumnya, petarung berjuluk Tiger Karo ini mengawali kegiatannya dengan berjiarah ke makam ibu kandungnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Irian Kabanjahe. Usai menabur bunga, ia memanjatkan doa untuk ibunya kepada sang pencipta.
Ia selanjutnya menghadiri jamuan Kapolres Karo, AKBP Rio Nababan S.Ik di Aula Purpur Sage Polres Karo. Dalam kesempatan ini, Kapolres Karo mengaku sangat bangga atas prestasi juara yang telah diraih oleh Brando Mamana. Menurutnya, hal ini merupakan kebanggaan seluruh masyarakat Karo.
“Meski saya tidak terlibat apa – apa disini, namun saya merasa sangat bangga atas prestasi yang diraih sang jawara, Brando Mamana. Ini bukan merupakan kemenangan Brando semata, namun kemenangan seluruh masyarakat Karo,” pungkas Rio.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Karo untuk mendukung Brando dalam mempertahankan gelar juara yang telah diraih serta melanjutkan prestasi ke tingkat Internasional.
“Mempertahankan gelar bukan perkara yang mudah. Untuk itu, cara yang paling ampuh untuk memberikan dukungan kepada Brando yakni melalui doa. Saya berharap agar Brando menjadi juara sejati,” kata dia.
Sementara, Brando Mamana Simanjorang menyampaikan ungkapan terima kasih dan dukungan yang diberikan oleh seluruh masyarakat Karo kepada dirinya. “Tanpa dukungan semua pihak, prestasi ini tidak akan bisa saya raih begitu saja,” ujarnya sambil memegang sabuk juara.
Menurutnya, sejak awal dirinya berjuang di One Pride MMA, itu merupakan bantuan dari orang tua temannya. Dengan mengendarai mobil, mereka menempuh jalur darat hingga akhirnya sampai di Jakarta untuk mengikuti audisi.
Ia juga mengaku telah menjalani kehidupan yang keras sejak kecil. Ya, Brando tak mengenal sosok sang ayah dan ibunya telah menghadap sang pencipta sejak ia duduk di bangku kelas dua SMP.
“Tapi dari situ saya percaya. Saya juga diajarkan tentang agama, setiap percobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, tidak melebihi kekuatan kita. Saya yakin, setiap jalan yang saya lalui ini, itu semua sudah digenapi oleh Tuhan,” pungkas Brando.
Ia juga berjanji untuk mendonasikan sebagian dari hasil kemenangannya kepada pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, jika kelak ia meraih kemenangan kembali.
Julianus Sembiring, SPd selaku pihak manajemen mengatakan, Brando adalah satu simbol budaya dan simbol pergerakan pemuda yang bisa mengangkat nama Karo lebih dari seperti biasanya.
Tanah Karo, kata dia, biasa dikenal dengan pengungsi Sinabung, HIV/AIDS, atau narkoba. “Tetapi Brando saat ini sudah mampu membawa nama Tanah Karo menjadi satu nama yang baik di tingkat Nasional. Masih banyak Brando – Brando yang lain yang bisa kita dukung secara bersama – sama, untuk mengharumkan nama Tanah Karo,” tegas Julianus.
Menurutnya, sebagai warga Karo, kita turut berbangga atas prestasi gelar juara kelas straw One Pride MMA yang diraih Brando Mamana. “Bukan hanya gelar juara, akan tapi istilah Karo yakni mejuah – juah, beka buluh, bulang – bulang yang selama ini belum dikenal di kancah Nasional, kini sudah mulai dikenal,” pungkasnya.
- PARDI SIMALANGO