MEDAN – SUMBER
Keberadaan panti pijat di kawasan Kecamatan Helvetia yang menawarkan layanan plus-plus semakin merajalela dan diduga jadi tempat prostitusi yang bertopengkan SPA ini telah mengkondisikan aparat kepolisian maupun Dinas Pariwisata Kota Medan.
Salah satu spa plus-plus itu yakni, The Red Spa yang berada di Jalan Veteran, Simpang Helvetia, Brayan Trade Center No 99-100 Medan. Dari hasil penelusuran wartawan, Kamis (1/10) malam kemarin. Spa ini diketahui menyediakan jasa layanan cewek pemuas syahwat pria hidung belang. Bahkan bukan itu saja, SPA tersebut diduga tidak memiki izin operasional dari Disbudpar Kota Medan.
Anehnya, di dinding atas ruko dua pintu itu jelas-jelas terpajang merek The Red Spa. Namun, pihak pengusaha hanya menyediakan lulur dan massage akan tetapi mereka tidak menyediakan fasilitas SPA. “Mau apa pak, kami punya beberapa fasilitas. Mau lulur atau massage. Kalau SPA kita tidak ada,” ujar sang kasir kepada wartawan yang kala itu sedang melakukan penusuran praktik prostitusi di SPA tersebut.
Selang beberapa menit, prkatik tawar-menawar harga pun terjadi. Kasir itu pun menawarkan beberapa wanita yang bekerja sebagai terapis. “Kebetulan pak, si Micel dan Mita sedang kosong dan tidak ada job. Kalau harga yang kami tawarkan tarifnya Rp250 ribu tapi dipotong diskon 30% sekali lulur,” tutur wanita seksi itu.
Setelah tawar menawar harga pas langsung tancap gas dan para wanita seksi itu pun mengajak masuk para pelanggannya ke dalam salah satu kamar. Sampainya di dalam kamar itu, seorang wanita yang bertubuh agak tambun pun menyambangi kamar dimana tamunya yang sudah menunggu. “Ayok bang tidur di atas,” ajak Micel sembari mematikan lampu di dalam kamar.
Selanjutnya, wanita itu memerintahkan supaya tamunya untuk membuka seluruh pakaian yang dikenakannya. Di situ Micel sempat bertanya kembali. “Maaf bang, ini mau kusuk atas apa kusuk bawah juga?,” tanya Micel yang mengenakan baju seperti pakaian traning renang namun diberi gembok di kancingnya.
Negosiasi tahap kedua pun kembali terjadi. Wanita itu pun menawarkan jasa plus-plus. “Kalau blowjob saja, saya pasang tarif Rp250 ribu. Tapi kalau mau semua harus negosiasi lagi ke kasir,” ungkapnya.
Setelaha disepakati, akhirnya wanita yang mengaku di inport dari luar Kota Medan itu pun memulai permainannya. Sembari di pijat, terapis import itu juga menawarkan kesetiap pelanggannya yang datang jika The Red Spa juga menyediakan minuman beralkohol berkelas. “Disini kami juga menjual minuman alkohol,” ketusnya sembari mengatakan kalau jumlah semua terapis wanitanya sebanyak 22 orang dan SPA ini juga buka dari siang sampai tengah malam.
Terpisah, Kasubdit IV yang membidangi Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu yang dikonfirmasi wartawan, Rabu (7/10) sore, mengatakan belum mengetahui jika The Red Spa diduga sediakan cewek pemuas syahwat lelaki. “Belum tau saya dan spa itu di wilayah mana,” kata Faisal.
Ketika ditanya kapan Subdit IV Renakta Polda Sumut menggerebek tempat tersebut, Faisal pun mengatakan akan menyelidiki spa tersebut. “Biarkan saja dulu, tapi kita akan melakukan penyelidikan ke tempat tersebut. Bila nanti spa tersebut memang benar menyediakan cewek pemuas nafsu lelaki, kita tidak akan segan-segan menggerebek spa yang diduga dijadikan tempat prostitusi itu,” tegas Faisal.
- DEDI