Sepekan Kasus Kebakaran Tewaskan Wartawan di Karo, Desakan Bentuk Timsus Mengemuka

banner 468x60

Gimana hasil autopsinya? Labfor gimana labfor? Terbakar atau dibakar? Apa kata polisi? Hasil dari Kompolnas gimana? Kalau uji digital forensiknya? Bla.. bla.. bla.. bla..

Beragam tanya sering kali terdengar sepekan pasca tewasnya jurnalis Karo, Rico Sempurna Pasaribu bersama tiga anggota keluarganya dalam insiden kebakaran di rumahnya, Kamis 27 Juni 2024 dinihari sekira pukul 03.00 WIB.

banner 336x280

Belum adanya titik terang atas kasus kematian wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu bersama istri, anak laki-laki, dan cucu laki-lakinya, membuat polisi seolah mendapat penghakiman dari khalayak ramai. Ya iyalah, kan kasus ini sudah jadi sorotan nasional.

Terasa wajar memang. Sangat memilukan. Dalam kebakaran maut dinihari itu, keempat korban didapati tewas mengenaskan dengan kondisi hangus terbakar pasca api padam. Tak sedikit yang bilang jika Rico Sempurna Pasaribu ditemukan tewas dengan kondisi hangus dan usus terburai.

Ini adalah berita besar yang tentu sangat menggegerkan jagat Nusantara. Polisi pun dapat tugas berat. Datang ke lokasi dan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumut dan tim Inafis Polres Karo pun bekerja.

Sehari pasca cek labfor, Plh. Kapolres Karo AKBP Oloan Siahaan menjelaskan jika Tim Labfor Polda Sumut menemukan sejumlah fakta terkait peristiwa dari hasil sementara olah TKP, salah satunya soal penyebab kebakaran di dalam rumah berdinding papan itu.

Oloan bilang, bahan bakar minyak jenis Pertalite yang dijual korban di warung itu, menjadi pemicu terjadinya kebakaran, selain juga gas dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Kata dia, saksi menyebut beberapa barang-barang di warung itu menimbulkan suara ledakan dikarenakan tingginya intensitas kebakaran yang dipicu bahan-bahan yang mudah terbakar seperti Pertalite dan gas ukuran 3 kg.

Nah, pernyataan Oloan Siahaan itu langsung mendapat tanggapan dan pertanyaan dari pembaca dan banyak orang, yang bereaksi bak penyidik dadakan. “Jika dipicu bahan bakar minyak dan gas, sumber apinya berasal dari mana? Apa mungkin, ada asap tapi tak ada api?”.

Belum adanya temuan terbaru dan paparan kasus oleh polisi atas hasil penyelidikan, membuat berbagai spekulasi dan isu liar muncul di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dugaan adanya tindak kriminal dalam kasus ini akhirnya jadi konsumsi publik dan belum terluruskan.

Tanpa menaruh keraguan atau lebih tepatnya kecurigaan terhadap aparat Polres Karo, namun suara-suara sumbang kini sudah mulai terdengar bahwa kasus ini memerlukan pembentukan tim khusus (tim khusus).

Desakan pertama agar timsus itu segera dibentuk datang dari Dewan Pers beberapa hari lalu. Hal serupa turut disuarakan oleh Aliansi Mahasiswa Sumatera Utara Bersatu waktu menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Sumut pada Kamis 4 Juli 2024.

Apalagi, info tewasnya wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu bersama tiga orang anggota keluarganya pada peristiwa kebakaran lalu, sudah sampai ke telinga wakil rakyat kita di Senayan. Rencananya, Komisi III DPR RI akan buat rapat dengar pendapat umum jika permintaan mereka agar pihak keluarga korban dihadirkan dapat terealisasi.

Semoga kasus memilukan nan tragis ini cepat diungkap. Pembentukan timsus menjadi penting agar dapat mengungkap tabir atas misteri kematian jurnalis, Rico Sempurna Pasaribu bersama istri, anak laki-laki, dan cucu laki-lakinya dalam ‘selimut’ api itu. Bravo Polri..**

banner 336x280

BERITA TERKAIT

BERITA REKOMENDASI