Sinabung Renggut Puluhan Nyawa Penduduk

banner 468x60

LAPORAN : PARDY | BARON – KABANJAHE, TANAH KARO

SUMUTBERITA.com | Beberapa hari pasca kunjungan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Tanah Karo, Gunung Sinabung tampak tidak menunjukkan aktifitas yang cukup signifikan. Namun, tanpa diketahui, Sabtu (1/2) sekira pukul 19.30 WIB, gunung Sinabung tiba-tiba menyemburkan debu vulkanik disertai awan panas yang menyebabkan puluhan warga tewas akibat terkena awan panas.

banner 336x280

IMG_5990Awan panas yang keluar seiring erupsi besar tersebut akhirnya merenggut sedikitnya 15 nyawa warga dari sekitar Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo. Selain itu, wedhus gembel yang meluncur menyebabkan 2 orang warga mengalami luka serius di sekujur tubuhnya.

Informasi pertama adanya korban, diakibatkan sengatan awan panas terdengar luas di sekitar RS Efarina Etaham, Desa Raya, Berastagi, Sabtu (1/2) siang. Saat itu tiga orang korban atas nama Doni Sembiring (70) warga Desa Suka Meriah dan dua orang diantaranya bapak dan anak, Sehat Sembiring (48) dan Surya Gansa Sembiring (25) warga Jalan Sudirman Kabanjahe langsung diboyong ke ruang ICU karena sekujur tubuhnya terbakar. Nama pertama, Doni Sembiring akhirnya diketahui tewas setelah sebelumnya mendapat perawatan intensif di RS tersebut.

Sementara di Desa Suka Meriah, tepatnya antara perladangan Desa Guru Kinayan dan Suka Meriah yang berjarak sekitar 2,5 km dari kawah aktif Sinabung, tubuh-tubuh kaku bergelatakan. Informasi ini diketahui setelah beberapa warga yang selamat dari dalam Desa Suka Meriah keluar menuju Simpang Desa Guru Kinayan memberitahukan banyaknya korban tewas dan sekarat kepada warga dan petugas yang berada disana. Sayang, lambannya koordinasi membuat warga yang sekarat kemudian didapati tewas.

Pada evakuasi pertama, warga dengan bantuan relawan dan wartawan yang masuk bersama ambulance empat orang yang telah meninggal dunia atas nama Alexander Sembiring (17) warga Simpang Korpri Berastagi, pelajar SMKN I Merdeka, Mahal Surbakti (25), alumni Universitas Quality, warga Desa Payung, Kecamatan Payung, Daud Leo Surbakti (17), warga Desa Payung dan Diva Nusantara (17), warga Desa Cinta Rakyat, Kecamatan Merdeka, pelajar SMKN I Merdeka.

Setelahnya, tim evakuasi warga dan relawan dan unsur TNI berhasil mengevakuasi 10 korban lain yang tewas. Secara bertahap korban dengan identitas masing–masing David warga Desa Doulu Berastagi, Teken Sembiring (47), warga Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung dan Asran Lubis (21) warga Desa Perdamean.

Selanjutnya, lima aktivis GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), yakni Fitriani Napitupulu, Marudut Prisno Sihite (25) warga Desa Kuta Tengah Lawe Sigala Gala Aceh Tenggara, Julvian Dimor (25) warga Desa Lau Bekung, Kutacane Aceh Tenggara, Daniel Siagian (25) dan Santun Siregar (25) warga Kutacane Aceh Tenggara. Setelahnya, dua orang jurnalis yakni Rizal Syahputra (28) warga Jalan Karya Bhakti Medan dan Thomas Milala (26) turut tewas.

Pantauan wartawan saat dilakukan evakuasi di lokasi, sebagian besar korban tidak dapat dikenali lagi, karena di sekujur tubuh mengelupas. Korban terlihat tergeletak di pinggir jalan dan ada juga berada disamping sepeda motornya secara berjauhan.

Adu mulut antara warga dengan petugas yang berjaga di simpang Desa Guru Kinayan sempat terjadi, dikarenakan pihak petugas tidak mengijinkan warga masuk ke lokasi untuk mengevakuasi korban. Meski petugas memberitahu bahwa situasi tidak mengijinkan, namun warga menerobos jalan menuju lokasi.

Seluruh korban tewas akhirnya dibawa ke RSU Kabanjahe guna dilakukan autopsi. Ratusan warga termasuk keluarga korban tampak berbondong-bondong ingin melihat langsung kondisi para korban. Jerit tangis keluarga pun pecah karena tidak menduga hal ini akan terjadi.

banner 336x280